
Gaza (Trigger.id) – Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran pada Minggu (19/10), menargetkan wilayah tengah dan selatan Gaza. Serangan ini terjadi di tengah rapuhnya kesepakatan gencatan senjata yang nyaris runtuh.
Menurut laporan Palestinian Civil Defence, sedikitnya 40 warga Palestina tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, akibat rentetan serangan yang juga menghantam sebuah sekolah yang digunakan sebagai tempat berlindung bagi warga sipil yang kehilangan tempat tinggal.
Militer Israel mengklaim bahwa operasi udara tersebut dilakukan sebagai respons terhadap dugaan serangan yang menargetkan tentaranya oleh kelompok Hamas. Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyebut klaim Israel “tidak berdasar dan penuh rekayasa”.
“Israel terus menggunakan dalih keamanan untuk melanjutkan agresi brutalnya terhadap warga sipil,” ujar juru bicara Hamas dalam pernyataan resminya.
Warga Palestina kini diliputi ketakutan akan kembalinya perang besar di wilayah yang telah dilanda kelaparan dan kehancuran. Sebelumnya, Israel menutup akses bantuan kemanusiaan selama lebih dari dua bulan setelah mengakhiri gencatan senjata terakhir.
Sejak konflik meletus pada Oktober 2023, data Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat sedikitnya 68.159 warga Palestina tewas dan 170.203 lainnya luka-luka akibat serangan Israel. Sementara itu, di pihak Israel, 1.139 orang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan sekitar 200 orang disandera saat itu.
Kondisi di Gaza kini disebut “semakin mengerikan” oleh lembaga kemanusiaan internasional, yang memperingatkan bahwa berakhirnya gencatan senjata akan memperburuk krisis pangan dan kemanusiaan di wilayah yang telah porak-poranda tersebut. (ian)
Tinggalkan Balasan