
Surabaya (Trigger.id) – Jamaah yang dirahmati Allah, khutbah Jumat hari ini mengangkat tema “Beban Hidup Tiap Orang Tidak Sama.”
Tema ini penting karena banyak dari kita menghadapi tekanan hidup yang berbeda-beda—ada yang diuji kesehatan, ada yang diuji ekonomi, ada yang diuji keluarga, mental, atau pekerjaan. Sering kali kita merasa beban kita paling berat, atau sebaliknya, kita meremehkan ujian orang lain.
Khutbah ini akan mengingatkan bahwa Allah menakar ujian setiap hamba sesuai kekuatannya, serta mengajak kita untuk lebih memahami, bersabar, dan saling meringankan beban sesama. Kisah para sahabat Nabi pun menunjukkan bahwa perbedaan ujian adalah bagian dari kasih sayang dan hikmah Allah. Semoga khutbah ini menjadi penguat hati kita semua.
Khutbah Pertama:
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullāh,
Di awal khutbah ini, mari kita ingat kisah Sa’ad bin Abi Waqqash—seorang sahabat mulia, ahli ibadah, dan termasuk yang paling dicintai Nabi ﷺ.
Suatu hari ia merasa berat dengan ujian hidupnya. “Wahai Rasulullah, mengapa orang lain tampak lebih lapang jalan hidupnya dibanding aku?”
Lalu Nabi ﷺ menjawab dengan lembut:
“Wahai Sa’ad, sesungguhnya Allah menguji seorang hamba sesuai kadar imannya.”
(HR. Ahmad)
Kisah ini menunjukkan:
Tidak semua orang diuji dengan cara yang sama. Allah memberi ujian sesuai iman, kekuatan, dan kapasitas masing-masing hamba. Allah berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani jiwa kecuali sesuai kemampuan.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Apa yang berat bagi kita, mungkin ringan bagi orang lain. Apa yang ringan bagi orang lain, mungkin sangat berat bagi kita. Karenanya, jangan pernah menghakimi beban orang lain hanya karena terlihat sepele.
Perbedaan ujian adalah bentuk kasih sayang Allah. Boleh jadi seseorang diberi rezeki luas, tetapi diuji kesehatan. Yang satu diberi kesehatan, tapi diuji keluarga. Yang satu diuji harta, yang lain diuji mental dan pikiran.
Rasulullah ﷺ bersabda:
اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ.
“Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian, dan janganlah melihat kepada orang yang berada di atas kalian. Karena hal itu lebih layak (lebih pantas) agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepada kalian.”(HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan agar kita fokus pada nikmat yang Allah berikan, bukan membandingkan hidup dengan orang lain. Dengan melihat kepada orang yang keadaannya lebih sulit, hati menjadi lebih mudah bersyukur, terhindar dari iri, dan tidak meremehkan nikmat Allah sekecil apa pun.
Nabi ﷺ bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah kebaikan baginya . dan hal itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur—maka itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar—maka itu pun baik baginya.”
(HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa seorang mukmin selalu berada dalam keadaan menang. Dalam suka maupun duka, ia tetap mendapatkan kebaikan. Syukur menjadikannya dekat dengan Allah ketika mendapat nikmat, dan sabar mengangkat derajatnya ketika ditimpa ujian.
Inilah keistimewaan iman: mengubah setiap keadaan menjadi kesempatan untuk meraih pahala dan ketenangan.
Ma’asyiral muslimin,
Jika beban hidup terasa berat, ketahuilah bahwa Allah tidak pernah salah menakar ujian tersebut. Dan jika saudara kita sedang diuji, ringankanlah bebannya dengan doa, empati, dan bantuan.
وَالْعَصْرِ ١ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ٢ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ٣
اَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ. وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Ma’asyiral muslimin,
Tetaplah bertakwa kepada Allah. Beban hidup boleh berbeda, tetapi kita semua sedang menuju tempat yang sama: akhirat. Ringankan hati dengan dzikir, kuatkan jiwa dengan sholat, dan lapangkan dada dengan syukur.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر



Tinggalkan Balasan