• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Ketika Hutan Menjerit, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

6 Desember 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Singky Soewadji*

Bencana banjir dan longsor di Sumatera kembali membuka borok lama pengelolaan hutan Indonesia. Di tengah kepanikan publik, sorotan langsung mengarah pada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Anggota Komisi IV DPR RI, Usman Husin, bahkan terang-terangan meminta Raja Juli mundur karena dianggap tidak memahami urusan kehutanan. Kritik yang keras, tetapi tidak sepenuhnya tanpa dasar.

“Raja Hutan yang Hilang, Raja Juli yang Disalahkan?”

Raja Juli memang bukan rimbawan, bukan pula praktisi konservasi. Ia akademisi politik yang didapuk mengelola sektor yang menjadi penyangga masa depan negeri. Namun menyamakan ketidakpiawaiannya dengan sumber utama kerusakan hutan adalah lompatan logika. Ia hanya mewarisi tumpukan persoalan yang jauh lebih tua dari masa jabatannya.

Persoalan sederhana seperti kisruh pengelolaan Bandung Zoo saja tak kunjung selesai. Surat resmi, pesan pribadi, permohonan audiensi dari Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (APECSI) tak mendapat respons. Ini menunjukkan lemahnya sensitivitas kementerian terhadap isu konservasi, bahkan di level teknis. Padahal di dalam APECSI ada mantan Dirjen KSDAE, mantan direktur KKH, serta tokoh-tokoh kehutanan seperti Prof. Hadi Alikodra dan Prof. Emil Salim. Namun suara mereka pun tak terdengar di telinga pengambil kebijakan.

Fenomena ini mempertegas bahwa krisis kehutanan di Indonesia bukan soal satu orang, melainkan soal struktur kekuasaan yang menempatkan kehutanan—penyangga ekologi—di bawah bayang-bayang kepentingan tambang dan industri ekstraktif.

Indonesia adalah negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia, tetapi juga salah satu yang paling cepat kehilangan hutan. Dari 120 juta hektare hutan alam yang dulu kita miliki, kini Indonesia tercatat sebagai negara dengan laju kerusakan hutan terparah kedua di dunia. Setiap lima tahun, 1,3 juta hektare hutan hilang. Di belakang angka itu, ada habitat Badak Jawa, Harimau Sumatera, Orangutan, dan Gajah yang hilang—serta bencana yang datang silih berganti.

Namun menyalahkan Raja Juli saja tidak cukup. Kerusakan besar ini terjadi bukan dalam satu tahun, tetapi selama puluhan tahun. Era Orde Baru dikenal dengan penjarahan kayu. Era Reformasi dibanjiri ekspansi sawit. Era kini diwarnai maraknya pengurasan tambang. Kalimantan menjadi contoh paling gamblang—proyek IKN hanyalah salah satu bab dalam cerita panjang hilangnya hutan pulau itu.

Karena itu, ketika Raja Juli mengatakan ada 20 perusahaan yang izinnya akan dicabut atas restu presiden, publik menertawakan. Tetapi siapa pun yang mengikuti isu kehutanan tahu bahwa pernyataan itu tidak sepenuhnya naif. Pengusaha yang bermain di sektor ini bukan kelas ecek-ecek. Mereka punya koneksi, modal, dan jaringan yang menembus lingkar paling dalam kekuasaan. Bahkan sebagian bersinggungan dengan kepentingan bisnis pejabat tinggi negara.

Di tengah jejaring kepentingan sebesar itu, menuntut seorang menteri baru untuk “menghentikan kerusakan hutan” dalam satu tahun adalah tuntutan yang tidak realistis. Itu seperti meminta seseorang memadamkan kebakaran hutan yang sudah menyala selama dua dekade hanya dengan ember kecil.

Namun fakta bahwa kesalahannya tidak sebesar pendahulunya tidak berarti ia bebas dari kritik. Kementerian Kehutanan membutuhkan sosok dengan kompetensi ekologis, keberanian politik, serta kemampuan membaca peta konflik lingkungan yang kompleks. Dan sejauh ini, publik belum melihat ketiganya pada diri Raja Juli.

Apalagi, sebelum tahun 2025 berakhir, sudah tercatat sebelas Gajah Sumatera mati sia-sia. Puluhan Badak Jawa, Harimau Sumatera, dan satwa liar lain mati setiap tahun. Negara belum menunjukkan refleks yang memadai. Pemerintah gagap, publik frustrasi. Dan bencana alam menjadi bukti paling telanjang bahwa alam sedang menagih harga.

Dalam kondisi seperti ini, satu-satunya yang tidak boleh diam adalah para rimbawan, aktivis lingkungan, akademisi, dan masyarakat sipil. Karena dalam sejarah kerusakan hutan Indonesia, justru ketika para ahlinya bungkam, para perusak hutan bekerja paling leluasa.

“Orang pandai diam, orang bodoh akan semena-mena.
Orang baik diam, orang jahat akan makin berkuasa.”

Ketika hutan menjerit dan satwa-satwa mati tanpa suara, kritik publik bukan lagi pilihan—melainkan kewajiban moral.

Among Satwa Amrih Lestari.
“Kau Peduli, Aku Lestari.”

—-000—

*Pemerhati Satwa Liar dan Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (APECSI)

Share This :

Ditempatkan di bawah: update, wawasan Ditag dengan:Apecsi, Bertanggung Jawab, hutan, Menjerit, Satwa, Siapa, Sumatera

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Albanese Minta Maaf, Australia Siapkan Reformasi Pascapenembakan Bondi

23 Desember 2025 By admin

Menghayati Kasih Sayang Ibu, Perspektif Genetika-Imunologi

22 Desember 2025 By admin

Pemerintah Siapkan PP Atur Jabatan Sipil Anggota Polri

22 Desember 2025 By zam

Gus Yahya Tegaskan Patuh Putusan Musyawarah Kubro dan Dorong Islah PBNU

22 Desember 2025 By zam

Barca Perlebar Jarak dari Real Usai Tekuk Villarreal 2-0

22 Desember 2025 By zam

MU Tumbang 1-2 dari Aston Villa di Villa Park

22 Desember 2025 By zam

Mayoritas Tapi Tak Berbobot: Tafsir Sabda Nabi tentang Umat Akhir Zaman

21 Desember 2025 By admin

Gol Penalti Gyokeres Antar Arsenal ke Puncak

21 Desember 2025 By admin

Liga Italia Serie A: Juve Tekuk Roma 2-1

21 Desember 2025 By admin

ICJ Sidangkan Dugaan Genosida Rohingya

21 Desember 2025 By admin

Prabowo Setujui PP Reformasi Polri

21 Desember 2025 By admin

20 Desember dan Retaknya Solidaritas Manusia di Tengah Kepentingan Dunia

20 Desember 2025 By admin

UNRWA Ingatkan Krisis Kelaparan di Gaza Masih Mengancam

20 Desember 2025 By admin

Persebaya Percayakan Shin Sang-gyu Dampingi Tim Saat Hadapi Borneo FC

20 Desember 2025 By admin

Bologna Tembus Final Piala Super Italia Usai Singkirkan Inter Milan

20 Desember 2025 By admin

Napoli Singkirkan AC Milan, Lolos ke Final Piala Super Italia 2025

19 Desember 2025 By admin

Putusan MK soal Royalti Perlu Aturan Turunan Jelas

19 Desember 2025 By admin

Menkeu Pastikan Bantuan Bencana dari Luar Negeri Bebas Pajak

19 Desember 2025 By admin

Maroko Juara Piala Arab FIFA 2025 Usai Tumbangkan Yordania 3-2

19 Desember 2025 By admin

Antara Narasi “Pahlawan Devisa” dan Realitas Perlindungan Pekerja Migran

18 Desember 2025 By admin

FIFA Naikkan Total Hadiah Piala Dunia 2026 hingga 50 Persen

18 Desember 2025 By admin

Manchester City Melaju ke Semifinal Carabao Cup

18 Desember 2025 By admin

KPK Libatkan BPK Telusuri Dugaan Korupsi Kuota Haji

18 Desember 2025 By admin

BNPB Mulai Bangun Hunian Sementara Korban Banjir Aceh

18 Desember 2025 By admin

Paspor RI Bebas Visa ke 73 Negara per Desember 2025

17 Desember 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Desember 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Nov    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • “Code Blue” Bencana Sumatera
  • Kapal yang Menantang Waktu: Restorasi Kapal Firaun Khufu di Grand Egyptian Museum
  • China Harap AS Berlaku Adil dalam Transaksi TikTok
  • Belgia Ajukan Intervensi di Kasus Gaza di ICJ
  • Arsenal Lolos Dramatis ke Semifinal Carabao Cup

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.