• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Tahlil untuk Buya Syafii, Dangdut untuk Gus Dur

31 Mei 2022 by zam Tinggalkan Komentar

Ahmad Zainul Hamdi, Guru Besar Uinsa Surabaya

Surabaya(Trigger.id)-Saat mendengar berita kematian Buya Syafii Maarif, jagad dalam diri saya rasanya berhenti. Saya tepekur terdiam. Tak kuasa menggambarkan arti kehilangan ini.

Saya tak memiliki kedekatan pribadi dengan beliau sekalipun persahabatan dengan anak-anak ideologisnya telah lama terbangun dan terpaut hingga sekarang. Ini adalah persahabatan anak-anak ideologis Gus Dur dengan anak-anak ideologis Buya Syafii. Kami meneladani guru-guru kami yang ber-Islam dengan ramah dan berbangsa dengan Pancasila. Kami sama sekali tidak baper untuk masalah-masalah khilafiya. Kami tak pernah berdebat tentang jumlah rakaat shalat Tarawih atau Qunut subuh. Bahkan, kami biasa bergurau tentang kapan masuk Bulan Ramadhan dan kapan 1 Syawal.

Pokoknya, di antara kami, hal-hal yang dulu menjadi sejarah tegang antara NU dan Muhammadiyah, kini menjadi bahan gurauan. Ketika ada tokoh Muhammadiyah atau NU yang memainkan isu-isu agama untuk mendapatkan keuntungan politik, kami berada dalam satu barisan menentangnya. Intinya, bagi kami, anak-anak ideologis Gus Dur dan Buya Syafii, ke-Indonesiaan ditenun kain kebhinnekaan dan dinaungi atap Pancasila. Ajaran yang terus terpatri adalah bahwa ke-Indonesiaan dan ke-Islam bukanlah dua entitas yang saling menghancurkan, tapi saling membutuhkan dan melengkapi.

Karena itu, ketika terdengar kabar kepergiannya, rasanya saya tak rela. Di balik al-Fatihah yang berkali-kali saya kirimkan kepadanya, terselip pertanyaan yang bisa jadi adalah pertanyaan yang mengendap dalam dada kita semua: “Siapa lagi tokoh agama yang dengan kedalaman ilmu, kewibawaan, dan kharismanya memimpin kita untuk menjaga Indonesia dari rongrongan kelompok yang selalu menghadapkan antara kesetiaan kepada Indonesia dengan ketaatan kepada agama? Di tengah semangat agama yang terus dihiasai dengan makian, kebencian, dan nafsu untuk melenyapkan kelompok lain yang berbeda, kepergiannya adalah kehilangan yang mendalam, kedukaan yang teramat kelam.

WA saya kebanjiran ucapan bela sungkawa, dan berbagai obituari singkat dari para sahabat. Salah satu kelompok persahabatan saya yang begitu merasa kehilangan adalah Jaringan GUSDURian, sebuah jaringan para para muhibbin dan pelanjut perjuangan Gus Dur. Jaringan ini langsung dipimpin oleh putri pertamya, Mbak Alissa Qotrunnada Wahid.

Mbak Alissa sendiri memiliki hubungan yang sangat dekat dan sangat menghormati Buya Syafii. Kawan-kawan GUSDURian juga terbiasa sowan atau mengundang beliau. Sepeninggal Gus Dur, beliau adalah tokoh panutan. Tidak heran jika mendung kehilangan di dada kami teramat pekat.

Di grup WA, Mbak Alissa woro-woro hendak berziarah ke makam Buya. Tentu saja, kawan-kawan GUSDURian Yogyakarta atau yang sedang ada di Yogyakarta menyambut dengan antusias. Bagi kawan-kawan NU, apa yang akan dilakukan ketika berziarah ke makam seorang tokoh Islam panutan? Apakah sekedar tabur bunga sambil berdiri mematung di samping pusara? Tidak. Kemungkinan terbesarnya adalah tahlilan. Ya betul: tahlilan. Mbak Alissa melalui seorang utusan meminta ijin kepada keluarga almarhum apakah diperkenankan jika menziarahi makan Buya Syafii dan bertahlil di pusaranya. Tentu saja, jawaban dari keluarga: “BOLEH”.

Jadilah, seperti yang kita baca dalam status FB Abdul Gaffar Karim, salah seorang santri NU dari Madura yang menjadi dosen di FISIP UGM serta salah seorang senior advisor Jaringan GUSDURian: “Ini terserah bagaimana sampean menilaianya. Kami datang ke pemakaman Muhammadiyah, mencari pusara Buya Syafi’i Ma’arif, lalu tahlilan di sana.”

Aneh? Bagi beberapa kalangan di internal Muhammadiyah mungkin terasa janggal. Bagaimana mungkin mantan pimpinan sebuah organisasi reformis yang secara teologis puritan, di mana ziarah kubur apalagi bertahlil dicap sebagai ritual bid’ah, kok tiba-tiba ada serombongan orang yang mengaku sangat menghormatinya, datang ke pusaranya dan bertahlil.
Baca Juga Beragama di Era Digital

Tapi, Buya Syafi’i (dan tentu saja keluarga dan anak-anak ideologisnya) telah melampaui masalah-masalah khilafiyah itu. Dari Buya Syafi’i-lah kami, anak-anak muda NU pengikut Gus Dur dan sahabat-sahabat Muhammadiyah anak didik Buya Syafi’i, diingatkan melalui sebuah lontaran pertanyaan: “…apakah generasi baru Muhammadiyah-NU yang lebih terbuka dan relatif punya radius pergaulan yang lebih luas bersedia keluar dari kotak-kotak sempit selama ini? Semestinya tidak ada alasan lagi untuk terus terkurung dalam lingkaran terbatas yang bisa menyesakkan napas dan sia-sia.”

Bagi mereka yang “masih terkurung dalam lingkaran terbatas yang menyesakkan napas” tahlil di pusara Buya Syafi’i mungkin dianggap masalah. Seperti beberapa orang di NU yang mengernyitkan dahi Ketika Eni Sagita berdangdut di acara haul Gus Dur. Bagaimanapun juga, Gus Dur adalah kiai. Bahkan, bagi beberapa orang, dia adalah wali. Lalu, di mana ada contoh haul seorang wali diisi dengan dangdutan?

Saya membayangkan, kedua tokoh panutan ini telah bertemu dan saling ledek. Mungkin Gus Dur meledek seperti ini: “Beneran gak apa-apa anak saya, si Alissa, dan kawan-kawannya ziarah ke makam sampean dan tahlilan?” Sambil tersenyum ringan, Buya menjawab,” Ya gak apa-apa, orang yang meminta anak -anak itu, termasuk sulung sampean, untuk tidak lagi terjebak dalam kotak sempit pemahaman keagamaan itu ya saya. Tapi kan saya lebih mending ditahlili, daripada sampean haulnya didangduti.”

Keduanya kemudian terkekeh-kekeh. Di ujung tawa renyahnya, entah bagaimana ceritanya, keduanya tiba-tiba kompak mengatakan: “Gitu saja kok repot”. Mereka pun tambah terpingkal-pingkal.(zam)

Share This :

Ditempatkan di bawah: nusantara, update Ditag dengan:Buya Syafii maarif Wafat, dangdut, gus dur, tahlil

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Iran Boikot Undian Piala Dunia 2026 Gara-Gara Visa AS

29 November 2025 By admin

Polri dan TNI AD Kerahkan Bantuan dan Helikopter untuk Penanganan Bencana di Sumatera

29 November 2025 By admin

Surabaya Deklarasikan Anak Digital Aman, Gandeng Densus 88 dan BNN

28 November 2025 By admin

MUI Ajak Umat Islam Lakukan Shalat Ghaib untuk Korban Banjir dan Longsor di Aceh–Sumatra

28 November 2025 By admin

Satpol PP Surabaya Tertibkan PKL dan Parkir Liar di Jalan Johar–Sulung

28 November 2025 By admin

Manfaat dan Risiko Bayam bagi Kesehatan

28 November 2025 By admin

Chelsea vs Arsenal: Laga Penentu Langkah The Gunners di Liga Inggris

28 November 2025 By admin

Portugal Juara Piala Dunia U-17 2025 Usai Tundukkan Austria 1-0

28 November 2025 By admin

Arsenal Pertahankan Rekor Sempurna di Liga Champions

27 November 2025 By admin

Seleksi JPT Pratama Surabaya Berlanjut, Wali Kota Eri Dorong Pejabat yang Inovatif

27 November 2025 By admin

Pemerintah Gelar Rapat Darurat Tangani Bencana Hidrometeorologi di Sumatera

27 November 2025 By admin

JKSN Gelar Istighosah Doakan Penguatan Kepemimpinan NU

27 November 2025 By admin

Gimenez Antar Atletico Bekuk Inter 2-1 Lewat Gol Menit Akhir

27 November 2025 By admin

Surabaya Gelar Job Fair Disabilitas Perdana, Sediakan 285 Lowongan

26 November 2025 By admin

Erick Thohir: Pemilihan Pelatih Timnas Masih dalam Proses

26 November 2025 By admin

Leverkusen Tundukkan Man City 2-0 di Etihad

26 November 2025 By admin

Sarapan Terlambat Dikaitkan dengan Peningkatan Risiko Penyakit Jantung

26 November 2025 By admin

Lebih dari 700 Peserta Meriahkan Parade SFF 2025 di Kota Lama Surabaya

25 November 2025 By admin

Pelunasan Haji Tahap Pertama Dibuka hingga 23 Desember

25 November 2025 By admin

MUI Tetapkan Fatwa Rekening Dormant untuk Kemaslahatan Umum

25 November 2025 By admin

Ibadah di Antara Dua Notifikasi: Ketika Teknologi Menguji Kekhusyukan Kita

24 November 2025 By admin

Gol Tunggal Pulisic Menangkan AC Milan dalam Derby della Madonnina

24 November 2025 By admin

Arteta Puji Hattrick Eze: “Itu Buah Kerja Keras, Bukan Kebetulan

24 November 2025 By admin

Legenda Kiper Timnas Ronny Pasla Tutup Usia

24 November 2025 By admin

Mentan Tegaskan Percepatan Swasembada dan Tindak Tegas Impor Beras Ilegal

24 November 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Desember 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Nov    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Honda Luncurkan Vario 125 Facelift dan Varian Street Bersetang Naked
  • Penalti Mbappé Selamatkan Madrid, Persaingan Ketat Liga Italia
  • Prabowo Tinjau Dapur Umum dan Dengarkan Curahan Hati Pengungsi Tapteng
  • Khofifah Raih Championship TP2DD Jawa–Bali dari Bank Indonesia
  • Jesse Jackson Tertipu Akting Eddie Murphy

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.