
Surabaya (Trigger.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan perhatian serius terhadap permasalahan administrasi kependudukan (adminduk) keenam anak eks Dolly yang tinggal di Panti Asuhan, Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis.
Diketahui sebelumnya, pengurus Pondok Yatim & LKSA Bilyatimi mengaku sempat mengalami kesulitan untuk mendapatkan dokumen kependudukan (Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga) keenam anak asuhnya.
Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Surabaya, Arief Boediarto mengatakan, pihaknya sudah mendatangi dan bertemu langsung dengan pengurus yayasan panti asuhan. Di saat itu pula hadir camat, lurah serta perwakilan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) dan Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya.
“Ternyata setelah kita ke sana, pengaduan yang mereka sampaikan itu saat urus adminduk beberapa tahun lalu. Saat itu pengurus yayasan datang ke kelurahan untuk urus adminduk. Namun karena terkait dengan adminduk anak terlantar, maka pengurus yayasan diarahkan untuk melapor ke Dinas Sosial,” kata Arief saat dihubungi, Jumat (14/10/2022).
Sementara Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji menerangkan, awalnya pihaknya mendapat informasi jika dokumen adminduk anak eks Dolly itu sudah lengkap. Namun ternyata, anak tersebut tidak diketahui kejelasan tentang status orang tuanya.
“Kan tidak bisa ditulis kalau tidak ada nama orang tuanya. Sehingga tergolong anak tidak tahu asal usulnya,” kata Agus Imam.
Karena itu, kata dia, kemudian pengurus yayasan bersama Dinas Sosial diarahkan ke kepolisian agar membuat Berita Acara Pemeriksaan Perkara (BAP) untuk diketahui asal usul dari anak tersebut. “Setelah diurus segala macam, ternyata sudah lengkap semua. Kemudian kami bantu selesaikan. Kemarin Rabu (12/10) sudah selesai semua,” ungkap dia.
Sekarang ini, Agus memastikan, bahwa permasalahan dokumen kependudukan anak-anak eks Dolly penghuni Panti Asuhan Bilyatimi sudah tuntas. “Jadi dokumen kependudukan yang diberikan meliputi akta kelahiran, Kartu Keluarga (KK) dan juga Kartu Identitas Anak (KIA),” pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i bercerita, di bekas lokalisasi Dolly masih menyisakan banyak cerita sedih. “Di antaranya, yang paling gres seperti saya temui hari ini. Lima anak panti asuhan di dekat Dolly tidak mempunyai selembar pun dokumen administrasi kependudukan (adminduk),” kata Imam lewat FB pribadinya.
“Mereka adalah anak-anak dari ibu yang dulu bekerja sebagai pelacur di Dolly,” kata Fadila, pengurus panti asuhan Bil Yatimi. Rumah yatim piatu ini berada di Jalan Dukuh Kupang. Tidak jauh dari Dolly. (ian)
Tinggalkan Balasan