
Surabaya (Trigger.id) – Olahraga Sepak bola dulunya dianggap olahraganya kaum pinggiran atau kampungan, sehingga banyak orang tua kita yang melarang anak-anaknya ikut main bola. Ini kata Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur, Ahmad Riyadh saat sarasehan keolahragaan, yang digelar di gedung rektorat Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (18/10/2022).
“Orang tua kita sangat marah kalau sampai tahu anaknya main bola. Sekitar 20 tahun lalu, di Tulangan Sidoarjo ada kiper langsung lari begitu melihat orang tuanya datang ke lapangan, saking takutnya dia,” kenang Riyadh.
Saat ini justru berbalik kata Riyadh. Mulai anak kecil sampai orang tua, semuanya berbondong-bondong menyaksikan sepak bola, baik datang langsung ke stadion maupun menonton lewat televisi.
Bahkan. menurut Riyadh, sepak bola itu merupakan olahraga terseksi di dunia. “Saking seksinya, sehingga kepentingan apapun termasuk politik juga ada dalam sepak bola,” jelas Riyadh.
Ia menambahkan, di sepak bola semua golongan, semua partai, semua agama, bisa menyatu dalam sebuah organisasi atau klub. “Di sepak bola itu, mulai golongan orang yang rajin sujud sampai keningnya hitam sampai golongan orang yang tidak karu-karuan ada di sepak bola,” kata Riyadh disambut tawa peserta sarasehan.
Riyadh menegaskan, sepak bola itu memiliki organisasi yang undang-undangnya paling jelas dan runtut mulai atas sampai bawah. “Kalau misal ada pemain bola di Ponorogo disanksi oleh pengurus daerah, maka pengurus pusat dan sampai FIFA juga sama, akan melarang pemain tersebut main bola lagi,” tegas Riyadh.
Menyinggung peristiwa tragis di Kanjuruhan Malang yang menyebkan 132 suporter meninggal dunia, Ahmad Riyadh yang juga anggota Exco PSSI juga mengaku sedih dan prihatin. Semuanya di luar prediksi. “Tujuh hari sebelum pertandingan kami sudah melakukan beberapa kali pertemuan teknis dan workshop yang dihadiri semua unsur dari kedua tim yang akan bertanding, termasuk tim kesehatan, steward, Polri dan lain-lain,” jelas Riyadh.
Setelah kasus tersebut ada pihak yang mendorong-dorong agar Ketua Umum PSSI dan anggota Exco PSSI mundur, menurut Riyadh hal tersebut belum tentu menyelesaikan masalah. “Di PSSI itu, sejak zamannya Nurdin Halid, Johar Arifin, La Nyalla Mattaliti, Edy Rahmayadi, semua tergusur melalui Kongres Luar Biasa (KLB), apakah permasalahan di PSSI selesai,” tanya Riyadh.
Karenanya. Ahmad Riyadh sebagai Ketua Asprov PSSI Jawa Timur mengucapkan terima kasih kepada Rektor Unesa, Prof. Nurhasan M.Kes yang ambil inisiatip mengadakan sarasehan keolahragaan tersebut. “Semoga hasilnya bisa memberikan sumbangsih kepada semua pihak, agar persepakbolaan Indonesia makin maju dan berprestasi,” pungkas Riyadh. (ian)
Tinggalkan Balasan