
“Jumlah mereka besar, tapi suaranya tak terdengar dan tidak diperhatikan.”
Surabaya (Trigger.id) – Sebagai guru besar ilmu komunikasi FISIP Universitas Airlangga (UA) Surabaya, Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Comms, PhD. merasa geram pada kondisi anak muda saat ini. Mereka itu jumlahnya besar, tetapi suara mereka tak pernah muncul di ruang mainstream. “Mereka ini jumlahnya banyak, tetapi mereka tidak mendapatkan ruang sebagai warga negara yang memiliki suara di tingkat mainstream,” kata Rachmah Ida.
Menurut mahasiswa angkatan pertama Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu, karena anak muda tidak mendapat ruang di tingkat mainstream atau arus utama, maka mereka menggunakan sosial media, menggunakan internet sebagai ruang untuk mencoba keluar menyatakan kepentingan atau ideologi mereka. “Dan sebenarnya ideologi yang anak muda sampaikan itu juga seringkali bertabrakan dengan kepentingan-kepentingan yang pembuat aturan di negeri ini,” ujar Rachmah Ida yang juga sebagai Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Jawa Timur tersebut.
Dalam sesi acara Conference International Communication, di hiotel Swiss Bellin Tunjungan Surabaya, Senin (07/11/2022), Rachmah Ida juga mengingatkan tentang sosok-sosok anak muda sebagai founding fathers negeri ini. “Jangan lupa yang membuat perubahan besar di republik ini adalah anak muda, pendiri negara ini anak muda, Sukarno itu anak muda, Bung Hatta anak muda,” terang Rachmah Ida yang pernah Studi Media di Edith Cowan University, Australia itu.
Karena itu, kata Rachmah Ida, kita harus segera memberikan ruang atau tempat bagi anak muda. Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) harus hadir merawat dan meng-encourage semua pihak, agar memberikan ruang yang cukup kepada anak-anak muda kita, sehingga suara mereka ada di jalur mainstream yang harus didengar. “Pemuda harus menjadi bagian yang penting bagi kemajuan bangsa ini,” tandas Rachmah Ida. (ian)
Tinggalkan Balasan