
Bali (Trigger.id) – Gaung pertemuan puncak G20 Nopember ini di Bali semakin kencang. Selain agenda pertemuan puncak beberapa negara yang mulai berdatangan sejak kemarin tersebut, pembicaraan warga net tentang kendaraan listrik yang digunakan oleh para kepala negara yang hadir selam di Bali dalam agenda G20, juga menjadi sorotan.
Sejauh mana peluang pengembangan mobil listrik pasca agenda besa G20, ini menarik menjadi sorotan. Kita ingat Indonesia telah berkali-kali gagal dalam pengembangan kendaraan (mobil) listrik.
Kehadiran mobil listrik memang membawa harapan baru dalam hal mencegah pemanasan global. Penemuan mobil listrik terbilang revolusioner, meski beritanya baru bermunculan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sejarah tentang mobil listrik jika diputar kembali membawa kita ke awal abad 18.
Mengutip nissan.co.id, sejarah mobil listrik berawal dari abad ke-18 saat banyak ilmuwan dari Hungaria, Belanda, dan Amerika Serikat yang berfokus pada konsep kendaraan bertenaga baterai dan mulai membuat membuat mobil listrik dalam skala kecil.
Di tahun 1832, muncul pria Inggris bernama Robert Anderson yang mengembangkan mobil roda tiga menggunakan baterai listrik. Temuan inilah yang dicatat sebagai mobil bertenaga listrik pertama.
Seiring perkembangannya di akhir abad ke-18, terciptalah mobil bertenaga listrik yang mampu menampung sampai enam orang penumpang dengan kecepatan 22 km/jam buatan William Morrison.
Mobil bertenaga listrik ini kemudian mulai muncul di New York, sampai tercatat 60 armada taksi yang menggunakan mobil listrik di masa itu.
Di sisi lain, pada tahun 1898, Ferdinand Porsche juga menciptakan mobil hybrid yang menggunakan listrik dan bensin sebagai sumber utama energinya. Memasuki abad ke-19, tercatat mobil listrik mencapai kejayaannya meski masih banyak yang menggunakan kereta kuda sebagai transportasi utama.
Sekarang bagaimana perkembangan mobil listrik di Indonesia? Sejarah mobil listrik di Indonesia sendiri dimulai pada tahun 2012 saat mobil bertenaga listrik di Indonesia pertama kali dikembangkan.
Pasang surut pengembangan mobil listrik di Indonesia, karena masih banyak yang menarik-narik kendaraan masa depan tersebut ke kepentingan politik. Sehingga isu pengembangan mobil listrik juga erat keitannya dengan dengan dinamika perpolitikan di Indonesia.
Kita tidak bicara siapa yang membuat pengembangan mobil listrik di Indonesia menjadi lamban, tetapi faktanya memang beberapa kali pengembangan mobil tenaga listrik di Indonesia mengalami masalah, namun di era pemerintahan Presiden Jokowi, pengembangannya justru lebih didorong lagi.
“Riset menjadi kunci bagaimana kita membuat komponen kendaraan listrik buatan dalam negeri yang biayanya lebih murah, kualitasnya baik, dan daya jelajah yang tinggi.” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
“Terima kasih kepada Mas Menteri Nadiem (Mendikbudristek Nadiem Makarim) yang telah memberikan dukungan membiayai riset para mahasiswa dalam pembuatan bus listrik ini. Riset menjadi kunci bagaimana kita membuat komponen kendaraan listrik buatan dalam negeri yang biayanya lebih murah, kualitasnya baik, dan daya jelajah yang tinggi,” kata Menhub dalam peluncuran Bus Listrik Merah Putih di Bali, Minggu (13/11/2022).
Menhub mengatakan, bus listrik Merah Putih merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan pelaku industri, yaitu Kementerian Perhubungan, Kemendikbudristek, Kementerian BUMN, PT Industri Kereta Api (INKA), serta konsorsium sejumlah perguruan tinggi di Indonesia yang terdiri atas Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), serta Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. (ian)
Tinggalkan Balasan