
“Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezekinya burung-burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang”.
Oleh: Habib Ahmad Al Habsyi

Setiap saat, setiap kali kita keluar rumah hendaknya kita berdoa. Berdoa memohon rezekinya Allah. Memohon agar Allah selalu mencukupi rezeki kita. Karena datangnya rezeki tersebut bukan karena pekerjaan kita, bukan karena usaha kita, tetapi rezeki tersebut Allah yang memiliki kewenangan, Allah yang menentukan dan bukan karena kita bekerja.
Coba bayangkan, kita berangkat kerja dan sudah yakin bahwa di hari tersebut kita akan mendapatkan gaji, tetapi siapa yang tahu ternyata dalam perjalanan kita mengalami kecelakaan, atau kantor dan pabrik dimana kita bekerja terbakar dan seterusnya. Kita jelas tidak akan mendapatkan gaji di hari itu, bisa-bisa kita tidak mendapatkan apapun.
Jika rezeki tersebut Allah yang menentukan, Allah yang kuasa memberikan, tetapi kenapa kita harus bekerja. Ingat kita bekerja itu bagian dari kewajiban kita dan bagian dari asbab turunnya rezeki.
Kita layaknya manusia memiliki kewajiban untuk ikhtiar atau usaha dan berdoa. Usaha dan doa inilah yang menjadi penyebab turunnya rezeki. Jadi ada semacam skenarionya rezeki tersebut diturunkan Allah.
Dan sekali lagi bukan karena kita bekerja lalu rezeki itu datang. Karena ada orang yang hanya diam saja di rumah dan ternyata rezeki itu tiba-tiba datang. Tahu-tahu ada orang mengirim berkat, tahu-tahu ada orang datang mengirimkan buah-buahan dan seterusnya. Jadi kalau Allah mau dan Allah berkehendak, siapa saja bisa mendapatkan rezekinya Allah.
Tetapi karena kita ini manusia, jadi sunnatullahnya kita harus bekerja dan harus berdoa. Tetapi bukan karena usaha dan doa tersebut rezekinya Allah turun.
Dalam hadits Rasulullah Saw. bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُوا خِمَاصاً وَتَرُوْحُ بِطَاناً
“Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezekinya burung-burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang”. (HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Hibban, dan Al-Mubarak dari Umar bin Khathab).
Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang-orang yang bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya akan dicukupkan rezekinya oleh Allah sebagaimana Dia mencukupi rezeki burung-burung. Betapa tidak, Allah adalah Dzat Yang Mahahidup, dan Yang tidak pernah mati.
Jadi intinya, agar Allah selalu memberikan rezekinya kepada kita, pertama kita harus berikhtiar atau berusaha, setelah itu ikuti dengan doa, dan setelah doa ikuti dengan memasrahkan atau tawakkal kepada Allah. Terserah Allah memberikan rezekinya kepada siapa yang dikehendaki.
Tinggalkan Balasan