
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”.
Oleh: Ustadz Salim A. Fillah

Komunikasi antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Ini pertama kali yang harus kita pahami jika ingin membangun komunikasi yang baik antara istri dan suami. Kita harus paham bahwa seorang ibu dianugerahi oleh Allah untuk mengajarkan kosa kata kepada anak-anaknya. Makanya menurut penelitian ilmu linguistik, dalam satu hari perempuan bisa berbicara antara 24 ribu sampai 48 ribu kata, sementara laki-laki hanya berbicara antara 5000 sampai 7000 kata.
Dari situ kita bisa tahu bahwa secara linguistik ibu-ibu lebih cerdas atau lebih cerewet. Tapi itu bagus untuk anak-anak kita dalam belajar bicara dan bahasa. Makanya jika Anda cari istri pilih yang cerewet, karena ibu yang cerewet akan menjadi pangkal kecerdasan anak.
Dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 31 Allah Swt berfirman:
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”.
Dari ayat diatas ibu-lah yang mendapat amanah untuk menyimpan kosa kata atau nama-nama benda, yang tujuannya untuk diajarkan kepada anak-anaknya. Bisa dibayangkan jika ada seorang ibu diam saja, maka akan jadi apa anak-anak kita.
Nah, karena itu pahamilah bahwa dalam hal berkomunikasi antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Jika ada masalah perempuan cenderung berbicara, sebaliknya laki-laki memilih diam, menyendiri, berkontemplasi mencari solusi.
Kalau ibu-ibu setiap ada masalah selalu curhat, ingin dipahami sepenuh hati dan merasa orang yang dicurhati ada dipihaknya dan dia jadi tenteram serta menganggap 90 persen masalah sudah selesai.
Karena ibu-ibu sangat cerdas dalam linguistik sehingga jika ingin menyampaikan sesuatu seringkali menggunakan kalimat tak langsung. Contoh, “Mas aku masih harus masak lho, sementara anak-anak belum ada yang jemput”. Maksudnya dia hanya ingin menyuruh suami jemput anak-anak.
Runyamnya, penggunaan kalimat tidak langsung tersebut seringkali laki-laki tidak mampu menangkap pesan yang disampaikan. Istri jangan keburu marah. Bukannya suami tidak mau jemput anak, hanya saja ia belum mampu menangkap pesan dari istrinya.
Termasuk ketika si istri tanya, “Mas lapar ngga?.”. Jika suami masih kenyang dan menjawab dengan jujur, “ngga lapar”. Jawaban tersebut akan menjadi masalah. Karena dibalik pertanyaan tadi sebenarnya si istri mau ngajak makan. Tetapi karena suami tidak tanggap dengan kalimat tak langsung tadi, maka masalah bisa muncul.
Makanya, sebagai istri jika ingin kalimatnya bisa dipahami oleh suaminya, belajarlah menggunakan kalimat langsung. Misal, “Mas, tolong bersihkan ruang tamu sekarang, karena akan ada arisan”.
Dengan kalimat seperti itupun, kadang suami juga masih kurang paham detail dari perintah istrinya. Jadinya, hanya ruang tamu saja yang disapu. Padahal, maksud dari si istri tadi setelah ruangan disapu, meja kursi dipinggirkan, lantai digelari tikar dan jika perlu suguhan disiapkan sekalian.
Jadi ternyata ada kunci-kunci komunikasi yang harus dipahami oleh pasangan suami-istri, agar keduanya sama-sama bisa memahami. Pahami bahwa laki-laki itu rata-rata single tasking, sementara perempuan justru sebaliknya mampu mengerjakan banyak hal dalam waktu yang sama (multi tasking).
Tinggalkan Balasan