
Nablus/Tel Aviv (Trigger.id) – Gelombang penolakan terhadap agresi militer di Jalur Gaza terus bergema dari berbagai penjuru, bahkan di tengah wilayah yang terpecah oleh konflik. Pada Selasa (29/7), warga dari dua kota yang mewakili sisi berbeda konflik—Nablus di Tepi Barat dan Tel Aviv di Israel—melakukan aksi protes menentang perang yang telah merenggut puluhan ribu nyawa sipil.
Protes Damai di Nablus: Teriakan Kepedihan dan Harapan
Di Kota Nablus, ribuan warga Palestina turun ke jalan membawa poster dan spanduk yang menyerukan diakhirinya pemboman Israel di Gaza. Aksi damai ini diwarnai dengan orasi-orasi penuh emosi yang menyuarakan penderitaan warga sipil Gaza, terutama anak-anak dan perempuan yang menjadi korban utama. Massa juga menuntut komunitas internasional segera mengambil tindakan nyata untuk menghentikan perang dan membuka akses bantuan kemanusiaan yang selama ini dibatasi.
“Ini bukan hanya soal politik, ini soal kemanusiaan. Kami tidak bisa lagi diam saat saudara-saudara kami di Gaza kelaparan dan kehilangan tempat tinggal,” ujar salah satu demonstran.
Seruan Gencatan Senjata dari Jantung Israel
Sementara itu, di Tel Aviv—jantung kota modern Israel—ratusan aktivis Israel juga melakukan aksi protes yang langka namun semakin sering terlihat dalam beberapa bulan terakhir. Mereka menuntut pemerintah mencabut semua pembatasan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan segera menyepakati gencatan senjata permanen.
Aksi tersebut diorganisasi oleh sejumlah kelompok masyarakat sipil, termasuk organisasi yang selama ini vokal dalam membela hak asasi manusia warga Palestina. Para peserta membawa papan bertuliskan “Stop the War”, “Let Aid In”, dan “Peace Now”, sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan militer yang dinilai hanya memperpanjang penderitaan kedua belah pihak.
“Kami warga Israel yang cinta damai menolak untuk terus menjadi bagian dari siklus kekerasan ini. Gencatan senjata bukan kelemahan, tapi keberanian untuk menyelamatkan nyawa,” ujar seorang aktivis di tengah kerumunan.
Solidaritas Lintas Batas
Aksi-aksi protes yang berlangsung serentak di wilayah yang saling bertolak belakang secara geopolitik ini menunjukkan bahwa suara perdamaian dan kemanusiaan masih bergema, bahkan di tengah eskalasi konflik yang begitu kompleks. Keberanian warga dari kedua belah pihak dalam menyuarakan perdamaian menjadi harapan baru bagi terciptanya jalan keluar yang lebih manusiawi dari krisis yang telah berlangsung berbulan-bulan ini.
Sampai saat ini, perang di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari 60.000 korban, sebagian besar merupakan warga sipil. Situasi kemanusiaan di wilayah tersebut semakin memburuk akibat blokade yang membatasi masuknya pangan, obat-obatan, dan bantuan lainnya.
Aksi di Nablus dan Tel Aviv menjadi pengingat bahwa meskipun tembok dan senjata memisahkan mereka, kemanusiaan tetap mampu menjembatani dua sisi yang berseteru. (ian)
Sumber: ANTARA
Tinggalkan Balasan