

Dalam hitungan hari, jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia akan memadati Padang Arafah, sebuah dataran luas yang terletak sekitar 20 kilometer di timur Kota Makkah, Arab Saudi. Momen ini akan menjadi puncak dari ibadah haji tahun 1446 Hijriah atau 2025 Masehi. Tak sekadar perjalanan spiritual, wukuf di Arafah adalah detik-detik sakral yang tak tergantikan dalam rukun haji.
Padang Arafah: Geografi dan Signifikansi Spiritual
Arafah berada di antara dua lokasi penting dalam rangkaian haji: Mina dan Muzdalifah. Wilayah ini terdiri atas padang pasir yang luas, dihiasi bukit-bukit kecil dan berbatu. Salah satu titik ikonik di Arafah adalah Jabal Rahmah — bukit tempat diyakini Nabi Adam dan Hawa dipertemukan kembali setelah diturunkan ke bumi. Di sinilah juga Rasulullah SAW menyampaikan khutbah haji wada’ (perpisahan) pada tahun ke-10 Hijriah.
Wukuf: Rukun yang Menjadi Inti Haji
Tanggal 9 Dzulhijjah menjadi hari yang sangat dinanti. Pada hari itu, semua jamaah haji wajib berada di Arafah dari waktu Zuhur hingga terbenam matahari untuk menjalani ibadah wukuf. Rasulullah SAW bersabda, “Al-Hajju Arafah” — “Haji adalah Arafah.” Artinya, siapa pun yang tidak hadir untuk wukuf, maka hajinya tidak sah menurut syariat.
Wukuf bukan sekadar hadir secara fisik, tetapi juga mengisi waktu dengan aktivitas ibadah seperti memperbanyak doa, dzikir, istighfar, membaca Al-Qur’an, serta merenungi kehidupan. Para ulama menyebut hari ini sebagai hari pembebasan dari neraka, dan waktu paling mustajab untuk berdoa. Bahkan disebutkan bahwa Allah turun ke langit dunia dan membanggakan para jamaah Arafah di hadapan para malaikat.
Atmosfer Wukuf: Lautan Putih dan Air Mata Taubat
Pemandangan jutaan orang berpakaian ihram yang seragam, tanpa membedakan kaya miskin, bangsa atau warna kulit, menjadi simbol persatuan dan kesetaraan di hadapan Allah. Di tengah terik matahari dan udara yang menyengat, suara tangisan dan lantunan doa terdengar di mana-mana. Ada rasa haru, syukur, sekaligus harapan yang memuncak dalam jiwa para tamu Allah SWT.
Menurut data Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, pada musim haji 2024 tercatat lebih dari 1,8 juta jamaah mengikuti haji, dan angka ini diprediksi akan meningkat pada 2025. Pihak otoritas Arab Saudi pun telah menyiapkan ratusan ribu tenda ber-AC, sarana kesehatan, makanan, serta sistem pengamanan dan evakuasi yang memadai.
Makna Arafah Bagi Umat Islam Sedunia
Menariknya, meskipun hanya jamaah haji yang hadir secara fisik di Arafah, umat Islam di seluruh dunia juga memperingati hari ini dengan puasa Arafah, yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa ini dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang (HR. Muslim).
Arafah bukan sekadar tempat, melainkan simbol perjumpaan manusia dengan Penciptanya dalam kondisi paling jujur, tanpa topeng duniawi. Di sinilah manusia mengaku salah, memohon ampunan, dan menaruh harapan.
Ketika jutaan jamaah kembali dari Arafah menuju Muzdalifah lalu Mina, mereka membawa bekal yang tak kasat mata — hati yang bersih, jiwa yang kembali, dan tekad untuk menjadi hamba yang lebih baik. Arafah adalah panggung pengampunan, dan setiap tetes air mata yang jatuh di sana bukanlah sia-sia. Semoga seluruh jamaah haji tahun ini meraih haji yang mabrur.
—000—
*Jurnalis senior, tinggal di Surabaya
Wah, artikelnya keren banget! Btw, kalau suka bahas topik beginian, coba deh mampir ke https://kanal.id — komunitas digital buat sharing hobi yang seru banget!
Terima kasih untuk perhatian dan informasinya, ibu Lia