
Bogota (Trigger.id) – Vokalis legendaris Guns N’ Roses, Axl Rose, mencuri perhatian publik setelah mengibarkan bendera Palestina dalam konser band rock asal Los Angeles tersebut di ajang Vive Claro, Bogota, Kolombia, pada Selasa (7/10/2025) malam. Tindakan itu menjadi simbol pesan anti-perang yang disampaikannya melalui lagu klasik band tersebut, Civil War.
Konser Guns N’ Roses di Bogota sempat diragukan berlangsung akibat masalah perizinan, namun akhirnya mendapatkan restu dari otoritas lokal tiga hari sebelum jadwal tampil. Saat band naik ke panggung, suasana langsung memanas dengan pembukaan lagu “Welcome to the Jungle” yang dibawakan oleh Slash, disusul kemunculan Axl Rose di bawah langit malam Bogota yang cerah.
“Semua teman Kolombia kami ada di sini malam ini,” ujar Axl kepada penonton yang memenuhi arena konser. Sepanjang pertunjukan berdurasi hampir tiga jam tersebut, Axl Rose tampil penuh energi, berkeliling panggung tanpa henti diiringi sorak penonton.
Band yang telah eksis sejak era 1980-an itu membawakan deretan lagu populer seperti Mr. Brownstone, Chinese Democracy, Bad Obsession, It’s So Easy, dan Slither — lagu milik Velvet Revolver yang telah lama menjadi bagian dari setlist mereka.
Salah satu momen emosional malam itu adalah penghormatan Axl Rose kepada mendiang Ozzy Osbourne, yang wafat pada 22 Juli lalu. Guns N’ Roses membawakan dua lagu milik band Black Sabbath, yaitu Never Say Die dan Sabbath Bloody Sabbath, yang disambut tepuk tangan meriah penonton.
Selain itu, penonton juga disuguhkan aksi solo gitar dari Slash dan Richard Fortus dalam lagu Rocket Queen, serta balada klasik seperti Don’t Cry, Estranged, dan Knockin’ on Heaven’s Door yang menggugah emosi para penggemar.
Namun puncak pertunjukan terjadi saat Axl Rose mengangkat bendera Palestina bertuliskan “I Don’t Need Your Civil War”, sebelum membawakan lagu Civil War — lagu yang ditulisnya pada era 1990-an sebagai bentuk penolakan terhadap kekerasan dan konflik bersenjata. Ia bahkan sempat mengalungkan bendera tersebut di lehernya sebelum menyerahkannya kepada tim panggung untuk ditandatangani dan dikembalikan kepada pemiliknya.
Aksi tersebut mendapat tepuk tangan meriah dari ribuan penonton, dan dengan cepat menjadi viral di media sosial. Banyak penggemar memberikan dukungan terhadap pesan kemanusiaan yang disampaikan Axl Rose.
Beberapa komentar di media sosial menuliskan, “Inilah arti sesungguhnya dari rock,” “Bogotá tidak mengecewakan saya malam ini,” dan “Rock adalah bentuk protes politik yang paling jujur.”
Menjelang akhir konser, Guns N’ Roses menutup penampilan dengan lagu-lagu ikonik seperti Sweet Child o’ Mine, November Rain, You Could Be Mine, dan Paradise City, yang menjadi penutup sempurna malam penuh nostalgia tersebut.
Sebelum konser dimulai, sempat terjadi aksi unjuk rasa oleh kelompok pro-Palestina dan aktivis lingkungan di sekitar area Vive Claro. Para demonstran membawa spanduk dan menyerukan pesan solidaritas untuk rakyat Palestina serta kritik terhadap kondisi lingkungan global. Aksi tersebut sempat menimbulkan kemacetan di Jalan 26 menuju lokasi konser.
Meski diwarnai protes, konser Guns N’ Roses di Bogota tetap berjalan lancar dan meninggalkan kesan mendalam bagi ribuan penggemar. Malam itu bukan sekadar perayaan musik rock, tetapi juga menjadi panggung solidaritas dan kemanusiaan dari salah satu ikon musik terbesar dunia. (bin)
Tinggalkan Balasan