
Surabaya (Trigger.id) – Tidak menunggu lama setelah membaca catatan tentang nasib pilu anak-anak Kampung Dolly, Camat Sawahan Surabaya, M. Yunus langsung memberikan tanggapan.
Menurut Yunus, kasus administrasi kependudukan (Adminduk) beberapa anak yang ada di Panti Asuhan Bil Yatimi Dolly sudah pernah direspon instansi terkait 2021 lalu.
Saat itu, menurut petugas di Dinas Sosial Surabaya, per Maret 2021 data pengurusan administrasi sudah dikirim ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil) Pemerintah Kota Surabaya. Yunus memperkirakan, saat itu juga masalah tersebut bisa segera selesai sehingga ia mengaku tidak memantau lagi.
Sementara Pengurus Panti Asuhan Bil Yatimi, Fadila bercerita, hampir dua tahun lalu ia telah berinisiatif menguruskan administrasi kependudukan dari sekitar sembilan anak yang ditampungnya. Fadila mengaku sudah mendatangi pengurus RT, RW, Kelurahan Dukuh Kupang, Polrestabes Surabaya untuk kepentingan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan Dinas Sosial Pemkot Surabaya.
Seiring perjalanan waktu, tiga telah mendapatkan data kependudukan dari Kalimantan (tempat asal mereka). “Lima anak lainnya masih belum selesai, dan kata petugas Dinas Sosial ada keterlambatan karena ada pergantian kepala dinas,” terang Fadila.
Fadila melanjutkan, per Maret 2021 data pengurusan administrasi kependudukan dari lima anak asuhnya sudah masuk Dispenduk Capil Surabaya. “Saya ngga tahu kenapa koq sampai sekarang belum selesai,” tanya Fadila heran.
Camat Sawahan M. Yunus menegaskan, ia tidak mau memperpanjang permasalahan dan mencari siapa yang salah. Tetapi ia berjanji kasus pengurusan adminduk lima anak plus satu bayi yang baru ditampung Panti Asuhan Bil Yatimi Kampung Dolly segera selesai. “Ya kalau semuanya sudah lengkap, paling satu-dua minggu ini selesai,” pungkas Yunus.
Sebelumnya, kasus rumitnya pengurusan adminduk lima anak Panti Asuhan Bil Yatimi dibeberkan anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i. Dalam FB-nya Imam bercerita tentang Kisah Pilu Anak-anak Dolly.
Imam Syafi’i bercerita, di balik itu semua, Dolly masih menyisakan banyak cerita sedih. “Di antaranya, yang paling gres seperti saya temui hari ini. Lima anak panti asuhan di dekat Dolly tidak mempunyai selembar pun dokumen administrasi kependudukan (adminduk),” kata Imam lewat FB pribadinya.
“Mereka adalah anak-anak dari ibu yang dulu bekerja sebagai pelacur di Dolly,” kata Fadila, pengurus panti asuhan. Rumah yatim piatu ini berada di Jalan Dukuh Kupang. Tidak jauh dari Dolly.
“Kami tidak tau keberadaan ibu mereka. Apalagi siapa bapak mereka,” sambung wanita berhijab tersebut. Ada 40 anak tinggal di panti asuhan. Enam di antaranya tidak punya surat kependudukan. “Yang lima dari Dolly,” ungkap Fadila kepada Imam Syafi’i. (ian)
Tinggalkan Balasan