“Kosongkan pikiranmu, jadilah liat. Tak berbentuk, seperti air.”

Oleh: Isa Anshori (Pemred Trigger.id)

Seniman bela diri Kungfu dan bintang film Bruce Lee meninggal 50 tahun lalu. Namun warisan film dan pemikiran sang legenda masih tetap dikenang hingga kini.
“Kosongkan pikiranmu, jadilah liat. Tak berbentuk, seperti air.” Kutipan paling terkenal dari legenda Kungfu Bruce Lee ini bukan sekadar nasihat untuk calon seniman bela diri tentang bagaimana menghindari lawan dengan cekatan. Ini juga adalah cara filosofis dalam menghadapi kehidupan nyata di dunia. Kutipan ini masih bergema di benak para penggemar Bruce Lee.
Buku tulisan filosofisnya yang berjudul Artist of Life berisi peninggalan berharga tentang kedamaian pikiran, sebuah aspek dari kehidupan sang bintang film yang kerap terlupa 50 tahun setelah kematiannya.
Bruce Lee lahir di San Francisco tahun 1940 dan diberi nama Lee Jun-Fan oleh orang tuanya, yakni pasangan Grace Ho dan Lee Hoi-chuen. Keduanya adalah penyanyi opera dan aktor film terkenal dari Kanton.
Calon bintang Kungfu legendaris ini menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Hong Kong, tempat ia juga sempat menjadi aktor cilik di beberapa film.
Namun, segera terlihat jelas bahwa minat Bruce Lee tidak hanya terbatas pada akting. Saat remaja, ia mulai berlatih tinju dan menari. Selain itu, ia juga berlatih Wing Chun, suatu bentuk konseptual Kungfu, sebagai cara menggabungkan gerakan anggunnya dan kecintaannya pada seni bela diri.
Peninggalan Bruce Lee dalam industri hiburan, terutama di Hollywood, memiliki dampak yang signifikan bagi aktor dari Asia. Bruce Lee adalah seorang seniman bela diri, aktor, sutradara, dan tokoh kung fu yang terkenal pada era 1960-an dan 1970-an.
Pada saat itu, peran aktor Asia di Hollywood sangat terbatas dan sering kali stereotipikal. Aktor Asia cenderung hanya mendapatkan peran-peran kecil dan klise, seperti pelayan, gangster, atau karakter eksotis. Namun, Bruce Lee memutuskan untuk menantang stereotipe ini dan meraih kesuksesan besar dengan gaya aktingnya yang unik dan kemampuan seni bela diri yang luar biasa.
Puncak popularitas Bruce Lee dimulai dengan perannya sebagai Kato dalam serial TV “The Green Hornet” (1966-1967). Penampilannya menarik perhatian banyak penonton, termasuk orang Amerika, dan memberikan gambaran yang berbeda tentang seorang aktor Asia di layar kaca.
Namun, warisan paling kuat yang ditinggalkan Bruce Lee adalah perannya dalam membuka pintu bagi aktor Asia di Hollywood dan industri hiburan global secara keseluruhan. Ia membuktikan bahwa seorang aktor Asia dapat menjadi pahlawan utama dalam film-filmnya sendiri. Dia menunjukkan bahwa penonton dari berbagai latar belakang akan merespons dengan baik terhadap karakter yang mempesona dan menginspirasi, terlepas dari latar belakang etnisnya.
Setelah suksesnya, banyak aktor Asia lainnya mengikuti jejak Bruce Lee dan mencoba mengejar karier di Hollywood. Lee menjadi inspirasi bagi generasi aktor, seperti Jackie Chan, Jet Li, dan Donnie Yen, yang semuanya membawa seni bela diri Asia dan budaya mereka ke layar internasional.
Dampaknya terasa hingga saat ini, di mana ada lebih banyak peran penting dan beragam yang diberikan kepada aktor Asia di industri hiburan, baik di Hollywood maupun di negara-negara lain. Meskipun masih ada tantangan dalam representasi etnis yang adil di dunia hiburan, Bruce Lee telah membuka pintu bagi lebih banyak kesempatan bagi aktor Asia untuk menunjukkan bakat mereka dan meraih pengakuan yang pantas. Inilah salah satu aspek dari peninggalan Bruce Lee yang tetap relevan hingga kini.
Sumber: DW Indonesia dan lainnya
Tinggalkan Balasan