
Madinah (Trigger.id) – Demi menjaga kenyamanan dan keselamatan jemaah haji yang lanjut usia serta yang masuk kategori risiko tinggi (risti), mereka diperbolehkan tetap berada di dalam bus saat melafalkan niat umrah di Miqat Bir Ali. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Bimbingan Ibadah di Sektor Bir Ali, Moh. Khusen, pada Senin (13/5/2025).
Menurut Khusen, kebijakan ini merujuk pada standar operasional prosedur (SOP) pelayanan di Bir Ali. Jemaah yang memiliki keterbatasan fisik atau kondisi kesehatan tertentu tidak diwajibkan turun ke kompleks masjid Bir Ali untuk melaksanakan salat sunnah, berbeda dengan jemaah yang sehat dan mampu secara fisik.
“Bagi jemaah lansia, sakit, atau tidak kuat berjalan jauh, kami arahkan untuk tetap berada di dalam bus. Kami datangi satu per satu, memastikan pakaian ihram sudah benar, lalu kami bimbing melafalkan niat umrah dari dalam bus,” ungkap dosen Fakultas Tarbiyah UIN Salatiga tersebut.
Ia menjelaskan, para jemaah sudah mengenakan pakaian ihram sejak dari hotel di Madinah dan telah melaksanakan mandi ihram serta salat taubat. Oleh karena itu, pelafalan niat umrah dapat dilakukan tanpa harus turun dari bus.
Koordinasi juga terus dilakukan antara petugas bimbingan ibadah dengan pimpinan rombongan bus. Jika jemaah yang turun belum sempat berniat, maka Khusen atau petugas lainnya akan memastikan bimbingan tetap diberikan sebelum rombongan melanjutkan perjalanan ke Makkah.
Petugas lain yang juga terlibat adalah Gartaman, pelaksana layanan untuk jemaah lansia dan difabel di Sektor Bir Ali. Ia menegaskan pentingnya komunikasi dengan para pembimbing ibadah kloter agar jemaah lansia tidak merasa terbebani untuk turun, karena mereka tetap bisa melaksanakan salat dan berniat ihram di dalam bus.
Berdasarkan data Sektor Bir Ali, pada Sabtu (10/5/2025), sebanyak 74 bus dengan total 2.846 jemaah diberangkatkan menuju Makkah. Pada hari berikutnya, jumlah meningkat menjadi 184 bus dengan 6.277 jemaah. Dalam dua hari, total 258 bus telah mengantar 9.123 jemaah ke Makkah.
Sebagai informasi, Bir Ali, yang juga dikenal sebagai Zul Khulaifah atau Sumur Ali, adalah miqat makani bagi jemaah haji dari arah Madinah. Tempat ini memiliki nilai penting dalam prosesi ibadah haji, sehingga banyak jemaah memilih untuk turun, berwudhu, dan melaksanakan salat sunnah di masjid yang tersedia.
Meski demikian, dengan mempertimbangkan kondisi fisik jemaah, fasilitas dan layanan tetap disesuaikan agar ibadah dapat berlangsung nyaman dan khusyuk bagi seluruh peserta, khususnya yang berkebutuhan khusus. Pembangunan fasilitas di kompleks Bir Ali juga terus dilakukan untuk menunjang kenyamanan para jemaah. (ian)
Tinggalkan Balasan