Surabaya (Trigger.id) – Sejumlah anggota DPRD Jawa Timur menggelar kampanye makan daging sapi, Kamis (16/6/2022) di DPRD Jatim. Kegiatan ini digelar bertujuan untuk memberikan jawaban kekhawatiran masyarakat mengonsumsi daging sapi akibat adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Dalam kampanye tersebut, M Fawait menyampaikan usulan jangka pendek kepada pemerintah provinsi. Tak hanya itu fraksi ini juga memberikan tips kepada masyarakat untuk memilih daging sapi yang sehat dan higienis.
“Wabah PMK ini tidak hanya berpengaruh pada kesehatan hewan ternak saja, melainkan juga kepada peternak. Karena banyak hewan ternak yang mati sehingga membuat perekonomian para peternak ini terpukul. Tidak sedikit peternak yang meninggal karena stress tidak memiliki uang,” ujar Muhammad Fawait.
Pria yang akrab disapa Gus Fawait ini, menjelaskan solusi jangka pendek ini adalah memberikan bantuan kepada para peternak sapi yakni budidaya ikan air tawar. Selain itu menurutnya ada subsidi langsung kepada peternak.
“Karena sebentar lagi kan mau masuk sekolah, banyak anak-anak peternak yang kesulitan biaya mendaftar sekolah. Untuk teknis subsidi tersebut, saya rasa Pemprov yang lebih tahu. Kemudian menjelang Hari Raya Idul Adha, saya mengajak seluruh masyarakat dan anggota di DPRD Kabupaten/Kota untuk tidak takut mengonsumsi daging sapi,” katanya.
Anggota DPRD Jatim lainnya, Noer Soetjipto mengatakan selama tiga hari terakhir, yakni tanggal 13 Juni sapi sakit sebanyak 53125 ekor, mati 231 ekor, potong paksa 188 ekor dan sembuh 8551 ekor. Pada 14 Juni sakit 67445 ekor, mati 238 ekor, potong paksa 274 ekor dan sembuh 9771 ekor. Sedangkan 15 Juni sakit 60174 ekor, mati 279 ekor, potong paksa 288 ekor dan sembuih 10873 ekor.
“Menyikapi hal ini kami berharap pemerintah segera memberikan pengetahuan kepada peternak terkait perawatan kandang. Karena selain sapi yang sakit, kotorannya mengandung bakteri Ecolli dan Sanmonella yang menyebabkan TBC dan malaria. Kotoran sapi ini perlu disemprot dengan bakteri dekomposer untuk menghilangkan bau dan membunuh bakteri. Kalau ini tidak dilakukan penghuni yang rumahnya dekat dengan kandang terutama usianya diatas 60 akan menyebabkan nafasnya berbunyi,” katanya.
“Kami juga meminta agar Pemprov Jatim memberikan bantuan bioflok budidaya ikan lele dalam waktu 2 bulan masyarakat sudah bisa panen dan budidaya lagi. Kami juga membaca di media kalau pemerintah melarang lalu lintas hewan ternak gerbang kertasusila. Kalau tidak boleh solusinya apa, karena kalau dari daerah di luar Gerbang Kertasusila kan harus lewat Gerbang Kertasusila. Pemprov harus segera mengambil langkah cepat,” pungkasnya. (ian)
Tinggalkan Balasan