
Surabaya (Trigger.id) – Saat pria terkena flu atau demam, mereka sering mengeluh seolah dunia akan berakhir. Beberapa pria bahkan mengaku tak bisa bangun dari tempat tidur dan cenderung memikirkan berbagai hal buruk. Kondisi ini kerap disebut dengan istilah ‘man flu,’ yaitu sikap dramatis pria saat sakit. Namun, apakah hal ini hanya berlebihan, atau ada dasar ilmiah yang mendukungnya?
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria memang cenderung melebih-lebihkan gejala sakit mereka. Studi yang diterbitkan di British Medical Journal menemukan bahwa pria melaporkan gejala mereka 6 persen lebih parah dibandingkan wanita.
Namun, dalam eksperimen lain, ketika pria dan wanita sengaja dibuat sakit, tingkat keparahan yang mereka laporkan ternyata sama. Studi lain juga menunjukkan bahwa pria lebih sering menghela napas atau menarik napas dalam saat sakit, yang bisa dianggap sebagai tanda keluhan berlebihan dibandingkan wanita.
Terlepas dari itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria memang lebih rentan terhadap gejala yang lebih berat. Dalam kasus COVID-19, misalnya, pria memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius dibandingkan wanita.
Penelitian yang diterbitkan dalam Annual Review of Immunology juga mengungkapkan bahwa pria lebih mudah terkena infeksi virus dibanding wanita. Berdasarkan laporan dari New Atlas, beberapa faktor biologis berkontribusi pada kerentanan pria terhadap infeksi, termasuk:
- Respons Imun yang Lebih Lambat:
Tubuh pria menghasilkan lebih sedikit IFN-α, yaitu protein yang berfungsi melawan virus lebih cepat. Sebaliknya, wanita memiliki lebih banyak antibodi dan sel memori CD8+T yang lebih efektif melawan infeksi.
Jadi, meskipun pria kerap dianggap lebay saat sakit, ternyata ada faktor biologis yang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi dan gejala yang lebih berat. (ian)
Tinggalkan Balasan