• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Godaan Cuan Legalisasi Ganja dan Kratom

22 April 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Rapat antara Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) baru-baru ini, sungguh mengagetkan. Bagi kami insan medis, dialog itu tidak hanya mengejutkan, tapi juga mengkhawatirkan. Pasalnya ada muatan isu krusial dan kontroversial yang dibahas. Rencananya ganja dan kratom, berpeluang dilegalkan. Salah satu pertimbangannya dari aspek HAM. Meski BNN secara intensif melakukan riset terhadap kedua tanaman adiktif itu, tetapi di sisi lain aturan hukum ganja telah mapan. Sementara, kratom masih dalam wilayah “abu-abu”. Sudah banyak dibudidayakan dan diekspor ke beberapa negara. Namun hingga kini landasan hukumnya belum jelas. Apakah perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok, memicu opsi peluang ekonomi lainnya (ekspor) ? Kajian pemerintah selanjutnya yang akan menjawabnya.  

 Memandang persoalan legalisasi ganja medis dan kratom, memerlukan cara berpikir yang bijak. Banyak aspek saling terkait, sehingga pendekatan sistematis menjadi pertimbangan penting. Tidak hanya memerlukan pemahaman cara penerapan sains secara murni. Etika medis harus tetap dikedepankan. Hal itu menjadi pijakan penting. Tanpa kualitas humanistik, penerapan ilmu kedokteran terkini, tidak akan optimal. Bisa jadi malah tidak berguna dan bahkan merugikan. Legalisasi ganja medis dan kratom, berpotensi memantik persoalan baru yang lebih menyulitkan. Tidak hanya berdampak terhadap masalah kesehatan, tetapi dapat memengaruhi semua sendi kehidupan. 

Ganja

 Ganja berasal dari bunga tanaman kanabis (Canabis sativa) yang resinnya belum diekstraksi. Tanaman tersebut menghasilkan setidaknya 144 senyawa alami yang disebut dengan cannabinoid. Senyawa utama dalam cannabinoid adalah tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD). THC merupakan senyawa psikoaktif. Artinya bisa memengaruhi kondisi kejiwaan seseorang dan memicu efek adiksi/ketergantungan. Mekanismenya sangat dipengaruhi oleh dosis dan toleransi seseorang. Efek lainnya yang sering dimanfaatkan secara medis adalah anti nyeri. Bisa berpengaruh juga terhadap nafsu makan, pencernaan, pola tidur, gangguan afektif dan proses berpikir/ menurunkan daya ingat. Dalam tanaman ganja, konsentrasi THC lebih tinggi bila dibandingkan dengan CBD. Kini semakin banyak riset di luar negeri, terkait ditemukannya komponen lainnya dalam cannabinoid dan non-cannabinoid yang baru. 

 CBD diekstraksi dalam bentuk minyak. Manfaatnya bisa untuk keperluan medis (misalnya anti kejang). Berbeda dengan THC, CBD tidak memiliki efek psikoaktif. Jadi tidak akan menimbulkan efek adiksi. Kini CBD, telah disetujui penggunaannya oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Itu untuk pertama kalinya FDA menyetujui penggunaan zat aktif turunan ganja. Persetujuannya diterbitkan pada Juni 2018. Namun perlu diketahui publik, CBD bukan merupakan obat satu-satunya. Masih banyak obat anti kejang lainnya. Efektivitasnya telah teruji, terbukti aman, dan tidak menimbulkan adiksi. 

Legalitas

 Sejauh ini Indonesia merupakan salah satu negara yang menolak legalitas ganja. Pedomannya terdapat pada Pasal 8 Ayat (1) UUNo.35/2009 tentang narkotika. Ganja termasuk bentuk narkotika golongan 1, artinya dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan. Sementara dalam pasal 6 Ayat (1) huruf a, menerangkan bahwa narkotika golongan 1 hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi. Sebab potensinya sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah resmi memberikan persetujuan dan rekomendasi pada WHO, meratifikasi ganja untuk keperluan medis. “Restu” PBB, segera direspons Thailand. Negeri Gajah Putih menjadi negara pertama di Asia yang melegalkan ganja. Sebaliknya Singapura, Hongkong, dan Tiongkok, tetap kekeh. Mereka tidak akan melegalisasi ganja medis. Sementara Jepang, Korsel dan Malaysia “melegalkannya”, meski dengan persyaratan yang ketat. Biro Narkotika Pusat Singapura (CNB) menyatakan, ganja adalah adiktif dan berbahaya. Keputusannya berbasiskan pada suatu kajian ilmiah.

Kratom

Kini kratom tengah ramai diperbincangkan. Bahkan pernah dibahas dalam suatu rapat kabinet terbatas, era Presiden Jokowi. Legalisasi kratom, berisiko bahaya. Ada potensi adiksi layaknya narkoba. Kratom (Mitragyna speciosa), merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Di Indonesia (khususnya Kalimantan Barat, Selatan, dan Utara), banyak didapatkan sebagai tanaman liar. Tanpa perlu dibudidayakan. Daunnya mengandung substansi kimia yang disebut mitragynine. Masyarakat umumnya menggunakannya sebagai ramuan herbal pereda nyeri. Dimanfaatkan pula untuk pengobatan berbagai macam penyakit (hipertensi, diare, batuk, penenang, meningkatkan stamina, dan demam). Cara konsumsinya dengan mengunyah daunnya. Bisa pula dibuat bubuk, untuk diminum seperti teh/kopi. Namun patut diwaspadai, karena pada jumlah tertentu berefek menyerupai opioid atau morfin.

Hasil riset di Amerika Serikat dan Eropa, menuai pro-kontra. Kratom sangat mungkin tidak aman, bila dikonsumsi selama kehamilan. Pada beberapa laporan kasus, memantik efek kecanduan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula saat menyusui. Risiko bunuh diri semakin meningkat, bila kratom dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. Dampaknya memicu kejang, gangguan irama (aritmia) jantung, dan halusinasi.

Pro-kontra pemanfaatan kratom

Budidaya dan konsumsi kratom di Indonesia belum diatur dalam Undang-Undang Narkotika. Tetapi telah diusulkan sebagai narkotika golongan satu. Pasalnya BNN pernah merehabilitasi 133 orang yang mengalami kecanduan kratom. Gejalanya serupa penyalahgunaan opioid (cemas, tegang, muntah-muntah, dan pusing). 

Ada aspek kepentingan lain, terutama dari sisi ekonomi. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kratom selalu meningkat sejak tahun 2019 hingga 2022. Nilai ekspornya pada awal tahun 2025, senilai $1,053 (setara Rp.17,4 miliar). Tanaman itu menjadi sumber kehidupan bagi sekitar 18 ribu petani di Kalimantan. 

Falsafah medis

Dalam falsafah seni pengobatan, ada pertimbangan dalam memberikan suatu obat. Manfaat yang didapat, harus jauh melampaui risiko merugikan yang mungkin timbul. Bagi dokter yang bijak, penting sekali memahami efek samping suatu pengobatan yang berpotensi terjadi. Etika medis hendaknya harus dengan jernih melihat persoalan seperti itu. Melegalkan ganja dan kratom secara keseluruhan, berisiko menuai bahaya penyalahgunaan.

Legalitas ganja dan kratom memerlukan kajian UU Narkotika yang menjadi domain DPR. Namun tetap diperlukan kontribusi aktif dari pihak-pihak terkait. Misalnya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Polri, BNN, dan para pakar dalam bidangnya masing-masing. Semoga persoalan legalitas ganja medis dan kratom, bukan untuk kepentingan golongan tertentu . Tidak pula latah mengikuti tren dunia. Pertimbangan bijak sangat diharapkan, agar tidak berisiko menjerumuskan pada “kesenangan semu”.

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro, Cuan, Ganja dan Kratom, Godaan, Legalisasi

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Film “Mungkin Kita Perlu Waktu”: Refleksi Mendalam tentang Luka, Keluarga, dan Komunikasi

12 Mei 2025 By admin

Trump Pecat Pejabat Hak Cipta Tertinggi AS setelah Memecat Kepala Perpustakaan Kongres

12 Mei 2025 By admin

Paus Leo XIV Serukan Perdamaian di Ukraina dan Gaza

12 Mei 2025 By admin

Tinjauan Rahasia Manfaat Sai dari Sisi Agama dan Kesehatan

12 Mei 2025 By admin

Minum Lebih dari 8 Gelas Alkohol per Minggu Dapat Merusak Otak, Bahkan Setelah Berhenti

11 Mei 2025 By admin

Jangan Putus dari Rahmat Allah, Harapan Seorang Mukmin Tak Pernah Padam

11 Mei 2025 By admin

Asupan Nutrisi Bisa Cegah Cedera Lari? Studi Ini Ungkap Peran Lemak, Serat, dan Kalori

11 Mei 2025 By admin

Taylor Swift Terseret Sengketa Hukum antara Blake Lively dan Justin Baldoni

11 Mei 2025 By admin

Rahasia Kulit Wajah Sehat dan Cerah dengan Mentimun

11 Mei 2025 By isa

Trump Putuskan Hubungan dengan Netanyahu karena Merasa Dimanipulasi

10 Mei 2025 By admin

Kemenag: Hampir Seluruh Visa Haji Jamaah Indonesia Sudah Terbit

10 Mei 2025 By admin

Tiga Cara Haji Yang Kita Pahami

10 Mei 2025 By admin

AS Konfirmasi Rencana Perusahaan Swasta Salurkan Bantuan ke Gaza

10 Mei 2025 By admin

Kemendikdasmen dan KPAI Soroti Program Barak Militer untuk Siswa Bermasalah

10 Mei 2025 By isa

Reni Astuti Tinjau Jembatan Suramadu, Dorong Penguatan Pengawasan dan Keamanan Jalan

10 Mei 2025 By admin

Mohamed Salah Raih Penghargaan Pemain Terbaik Liga Inggris Versi Asosiasi Penulis Sepak Bola

10 Mei 2025 By admin

Indah Kurnia dan BPJS Ketenagakerjaan Gencarkan Sosialisasi Perlindungan Pekerja Informal di Surabaya

10 Mei 2025 By admin

Komisi IX DPR RI Awasi Layanan Kesehatan dan Dapur Umum di Asrama Haji Sudiang Makassar

9 Mei 2025 By admin

Trump Dikabarkan Siapkan Rencana Gaza yang Bisa Untungkan Hamas

9 Mei 2025 By admin

Ruben Amorim: Lolos Final Liga Europa Tak Berarti Jika MU Gagal Jadi Juara

9 Mei 2025 By admin

Uni Eropa Pertimbangkan Bekukan Perjanjian Dagang dengan Israel

9 Mei 2025 By admin

Sun-Mi Hong dan Album Terbarunya: Jazz, Migrasi, dan Penemuan Jati Diri

8 Mei 2025 By admin

Sandra Bullock dan Nicole Kidman Siap Kembali di Sekuel ‘Practical Magic’

8 Mei 2025 By admin

30 WNI Diduga Haji Ilegal, KJRI Jeddah Telusuri Dugaan Sindikat

8 Mei 2025 By admin

Kereta Api Haramain Tambah 400 Ribu Kursi untuk Musim Haji 2025

8 Mei 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Mei 2025
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
« Apr    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Relasi Stres Dengan Penyakit “Seribu Wajah” 
  • Paus Leo XIV Serukan Perdamaian dalam Audiensi Pertamanya dengan Media
  • Trump dan Putra Mahkota Saudi Bahas Upaya Akhiri Perang Gaza, Israel Tak Masuk Agenda
  • Ancelotti Siap Tangani Brasil, Kenang Manis Masa Kejayaan di Real Madrid
  • Cara Anda Menyeduh Kopi Pagi Menyimpan Risiko Tersembunyi bagi Jantung

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.