
Teheran (Trigger.id) — Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Iran akan terus bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), namun dalam format baru yang dirancang untuk menjamin keamanan fasilitas nuklir negara tersebut. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan para duta besar dan kepala misi asing yang berbasis di Teheran, seperti dilaporkan oleh kantor berita Tasnim.
Araghchi menegaskan bahwa kerja sama dengan IAEA tidak akan dihentikan, melainkan dikelola secara selektif oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. “Setiap permintaan dari IAEA akan dievaluasi secara kasus per kasus oleh dewan ini, yang memiliki kewenangan untuk menentukan langkah selanjutnya,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga sistem non-proliferasi senjata nuklir, dengan menyebut bahwa pelanggaran terhadap sistem tersebut bukan hanya merugikan Iran, tetapi juga mencederai hukum dan komunitas internasional secara luas.
Lebih lanjut, Araghchi menegaskan komitmen Iran terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dan menyatakan bahwa program nuklir Iran akan tetap bersifat damai. “Kami akan terus menjadi anggota NPT, dan program nuklir kami akan senantiasa menjunjung tinggi perdamaian,” tegasnya.
Pernyataan ini muncul setelah konflik bersenjata selama 12 hari antara Iran dan Israel yang dimulai pada 13 Juni, ketika Israel meluncurkan serangan udara terhadap sejumlah fasilitas militer, nuklir, dan sipil di Iran. Serangan tersebut mengakibatkan 606 orang tewas dan ribuan lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Iran.
Sebagai respons, Iran melancarkan serangan balasan menggunakan rudal dan drone, yang menewaskan 12 orang dan melukai ribuan lainnya, berdasarkan data dari Universitas Ibrani di Yerusalem.
Konflik antara kedua negara akhirnya berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan mulai berlaku pada 24 Juni lalu. (ian)
Sumber: Antara/Anadolu
Tinggalkan Balasan