
“Waaaah ga seru ga ada dia. Atau pertemuan jadi seru karena ga ada dia, betul ngga?”.
Oleh: Sabrang Mowo Damar Panuluh

Jarak kita dengan Rasulullah SAW. telah sangat jauh. Bahkan kita telah berjarak waktu 14 abad lebih. Kerinduan akan kehadiran Rasulullah setiap hari kita lakukan dengan lantunan shalawat. Salam dan menyebut nama nama Rasulullah Muhammad SAW.
Namun, bagaimana rasanya jika kerinduan kita tak terbalas?. Ibarat kirim WA, jangankan terbalas, centang biru atau centang hijau pun tidak. Ini harusnya kita khawatir, kenapa rasa rindu kita tak terbalas. Itulah kenapa tercipta lagu Ruang Rindu. Dalam syair lagu tersebut ada kalimat…. mata terpejam hati menggumam.
Karena kita berjarak sangat jauh dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW., kita hanya memiliki modal ruang rindu. Di ruang itulah kita tumpahkan segala kerinduan hati kita. Sambil memejamkan mata hati kita bergumam (bershalawat). Semoga kita mendapat syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Sekarang jika kita bicara tentang Isra Mi’raj. Ini salasatu keajaiban dari Nabi Muhammad SAW. Nabi kita diperjalankan oleh Allah SWT., untuk naik ke atas (langit tingkat tujuh). Istilah naik ini kadang membingungkan bagi kita. Karena naik dari posisi kita bisa berlawanan arah dengan orang yang ada di balik bumi ini.
Nah, kata naik jika kita terjemahkan dengan mentadaburi perjalanan Rasulullah SAW., itu berarti naik tanggungjawab beliau sebagai pemimpin umat. Tanggungjawab Nabi tidak hanya untuk manusia, tetapi untuk alam semesta atau jagat raya ini karena Nabi Muhammad naik sampai langit tingkat tujuh (Sidratul Muntaha).
Jadi makna pertama yang bisa kita ambil pelajaran dari Mi’raj (naiknya) Kanjeng Nabi adalah naiknya tanggungjawab. Itu yang pertama.
Kedua, bagaimana caranya menjadi orang yang dirindukan. Jika kita ingin menjadi orang yang setiap saat dirindukan, maka sederhana sekali kuncinya, yakni tanggungjawab.
Semakin besar dan semakin tinggi tanggungjawab seseorang pada orang lain, maka semakin besar juga rasa kangen orang lain tersebut pada dirinya. Begitu juga rasa kangen kita kepada Rasulullah SAW, sehingga semua orang bershalawat dan berharap syafaat dari Kanjeng Nabi.
Lalu yang kita kangeni dari Rasulullah itu apanya?. Kita rindu atau kangen akan kelembutannya, kejujurannya, keteladanannya dan seterusnya. Jadi jika kita ingin dirindukan maka kita harus meningkatkan tanggungjawab kita.
Tidak usah tinggi-tinggi naik ke langit dulu. Jika kita menjadi pejabat, jadilah pejabat yang dirindukan anak buahnya, yang jujur, yang sayang, yang bijak dan seterusnya. Kenapa kita menyontoh kejujuran dan kelembutan Kanjeng Nabi?, ya biar kita bisa dirindukan anak buah kita, dirindukan orang di sekitar kita.
Makanya dalam setiap pertemuan, jika ada satu orang saja yang tidak hadir, maka komentarnya hanya ada dua. “Waaaah ga seru ga ada dia. Atau pertemuan jadi seru karena ga ada dia, betul ngga?”.
Nah jika ingin dirindukan atau dikangeni oleh orang di sekitar Anda, oleh bawahan Anda, oleh atasan Anda, maka naikkanlah tanggungjawab Anda. Jadlah orang bisa menjadi Sandaran Hati.
Sumber: YT Padhangmbulan
Tinggalkan Balasan