
Jakarta (Trigger.id) – Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), salah satu festival film bergengsi di Asia, kembali unjuk gigi di Festival Film Cannes, Prancis, dengan membawa sejumlah proyek unggulan ke pasar film internasional. Kehadiran ini juga menjadi bagian dari perayaan 20 tahun JAFF yang akan berlangsung pada 29 November hingga 6 Desember 2025 di Yogyakarta, bersamaan dengan gelaran edisi kedua JAFF Market pada 29 November hingga 1 Desember.
JAFF Market, sebagai wadah industri dalam rangkaian festival, turut menghadirkan proyek-proyek terpilih ke dalam pasar film “Marché du Film” di Cannes, guna mempererat kolaborasi antara perfilman Indonesia dengan dunia internasional.
“Partisipasi di Cannes memberi kami peluang untuk menunjukkan potensi besar dari industri film Indonesia. Kami bangga bisa mempersembahkan proyek-proyek pilihan seperti Pangku, Locust, Bandits of Batavia, dan Jitu ke panggung global,” ujar Direktur Festival JAFF Ifa Isfansyah dalam pernyataan resmi di Jakarta, Senin (13/5).
Film Pangku, yang menjadi debut penyutradaraan Reza Rahadian dan sebelumnya meraih penghargaan dalam program “JAFF Future Project 2024”, akan dipresentasikan di program “HAF Goes to Cannes”. Sementara itu, tiga proyek lain yang merupakan kekayaan intelektual orisinal dari “JAFF Content Market 2024”, yakni Locust, Bandits of Batavia, dan Jitu, akan tampil dalam sesi “Spotlight Asia – Asian IP Adaptation”.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen JAFF Market dalam mengangkat cerita-cerita Indonesia ke ranah global dan memperluas jangkauan internasional sineas Tanah Air.
JAFF Market juga memperkuat jalinan kemitraan strategis dengan berbagai institusi internasional, termasuk Netherlands Film Fund dan Adelaide Film Festival. Selain itu, mereka berkolaborasi dengan Visinema dan Jagartha dalam sejumlah acara networking untuk meningkatkan visibilitas film Indonesia di kancah dunia.
Direktur JAFF Market Linda Gozali berharap kehadiran proyek-proyek unggulan di Cannes dapat membuka jalan bagi jejaring kerja yang lebih luas serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekosistem perfilman nasional. Terlebih dengan capaian jumlah penonton bioskop Indonesia yang menembus angka lebih dari 80 juta pada tahun 2024, momentum ini dinilai tepat untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar film global. (bin)
Tinggalkan Balasan