
Surabaya (Trigger.Id) – Minyak goreng terus menjadi “gorengan’ beberapa pihak, yang menginginkan keuntungan di tengah kebingungan konsumen. Ketua Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (APVOKASI) Jatim, Dr Ir Jamhadi, MBA menganalisa, Tren kelangkaan ini terjadi karena ada hal-hal yang belum dilakukan sehingga menjadi penyebab kelangkaan.
Model penyelesaian kata Jamhadi adanya DMO atau tata kelola destinasi 20% dan jalin komunikasi dengan 196 eksportir yang ada di dalam negeri agar membantu kurangi ekspor dan beralih fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Kuncinya tinggal fokus distribusinya. Tata niaganya harus balance sehingga pasokan minyak goreng di dalam negeri tetap aman,” kata Jamhadi, Kamis (03/03/2022).
Peran pergudangan di seluruh area dalam meningkatkan kapasitas stok penyimpanan peritel yang hanya 25 juta liter per bulan dibanding demand di seluruh negeri yang mencapai 327 juta liter per bulan. Ini jelas tidak seimbang.
“Sebenarnya Ini juga menjadi peluang usaha bagi pelaku pergudangan dan perusahaan distribusi hingga ke seluruh pelosok negeri,” papar Jamhadi. Jamhadi juga menjekaskan, konsumsi itu 50% dari pertumbuhan ekonomi (economy growth), sehingga kelancaran distribusi menjadi penting, baik itu distribusi pangan, sandang dan papan bisa sampai ke tangan warga dengan harga yang kompetitif. (Ian)
Tinggalkan Balasan