
Jakarta (Trigger.id) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan multipihak guna memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka melalui Lesson Study Pembelajaran Matematika SD.
Dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Kamis, kolaborasi multipihak itu melibatkan SEAMEO QITEP in Mathematics (SEAQIM), Balai Besar Guru Penggerak Daerah Istimewa Yogyakarta (BBGP DIY), Center for Research on International Cooperation in Educational Development (CRICED) University of Tsukuba Jepang, dan SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL).
“Mudah-mudahan apa yang akan kita laksanakan nanti dengan praktik-praktik baik yang ditampilkan University of Tsukuba, akan memberikan penguatan khususnya terkait dengan implementasi Kurikulum Merdeka,” ujar Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Kemendikbudristek Rachmadi Widdiharto, seperti dikutip ANTARA, Kamis (22/8/2024).
Agar implementasi Kurikulum Merdeka berjalan efektif, beberapa langkah penting perlu diperhatikan, baik oleh pemerintah, sekolah, guru, maupun masyarakat. Berikut adalah beberapa aspek kunci yang dapat membantu implementasi yang sukses:
1. Pemahaman Mendalam terhadap Kurikulum:
- Pelatihan Guru: Guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai agar memahami esensi Kurikulum Merdeka, termasuk metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan kontekstual.
- Kurikulum Berbasis Kompetensi: Fokus pada pengembangan kompetensi dasar siswa, seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi, daripada sekadar penyerapan materi.
2. Fleksibilitas dalam Pembelajaran:
- Desain Pembelajaran yang Fleksibel: Sekolah perlu mendesain pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan siswa serta memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat mereka.
- Differensiasi Pembelajaran: Guru harus mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa, mengakomodasi berbagai gaya belajar.
3. Kolaborasi dan Partisipasi Aktif:
- Kerjasama dengan Orang Tua: Orang tua perlu dilibatkan dalam proses pendidikan untuk mendukung pengembangan karakter dan keterampilan siswa.
- Kolaborasi Antar Guru: Guru diharapkan bekerja sama dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran lintas mata pelajaran yang integratif.
4. Penggunaan Teknologi Pendidikan:
- Pemanfaatan Teknologi: Teknologi harus dimanfaatkan untuk memperkaya proses belajar mengajar, baik melalui pembelajaran daring, penggunaan media digital, maupun aplikasi pendidikan yang mendukung pembelajaran mandiri.
5. Evaluasi dan Penilaian yang Berkelanjutan:
- Penilaian Autentik: Evaluasi tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga proses belajar, perkembangan keterampilan, dan penilaian diri siswa.
- Evaluasi Berbasis Proyek: Siswa didorong untuk menyelesaikan proyek yang menantang dan relevan dengan kehidupan nyata sebagai bagian dari evaluasi mereka.
6. Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat:
- Fasilitasi Sarana dan Prasarana: Pemerintah perlu memastikan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah.
- Sosialisasi dan Advokasi: Kampanye yang terus-menerus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perubahan paradigma pendidikan yang dibawa oleh Kurikulum Merdeka.
7. Pembentukan Budaya Sekolah yang Mendukung:
- Lingkungan Belajar yang Inklusif: Menciptakan lingkungan yang mendukung keanekaragaman siswa dan menghargai perbedaan sebagai kekuatan dalam proses belajar.
- Pengembangan Karakter: Pembentukan karakter menjadi salah satu fokus utama, dengan menanamkan nilai-nilai seperti integritas, empati, dan tanggung jawab.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas pendidikan di Indonesia, serta mempersiapkan generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. (zam)
Tinggalkan Balasan