• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Keramahan Yang Pernah Hilang di Balik Jabal Rahmah

25 Juni 2022 by admin Tinggalkan Komentar

Tugu Jabal Rahmah Tampak Dari Kejauhan. Foto/Ist

Makkah (Trigger.id) – Salah satu “ritual ekstra” para peziarah ke tanah suci adalah ke ziarah ke Jabal Rahmah, yang lokasinya di atas bukit ditandai dengan sebuah tugu.

Dinamakan demikian karena konon tempat ini adalah titik bertemuanya Nabi Adam dan Hawa setelah keduanya terusir dari surga. Entahlah! Yang jelas, lokasi ini banyak dikunjungi karena masuk wilayah Arafah yang menjadi keharusan bagi jamaah haji untuk wukuf di sini karena “Haji adalah Wukuf di Arafah”.  

Istilah “rahmah” yang kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “ramah” memiliki arti yang kurang lebih sama dengan pengertian kita terhadap kata “ramah” itu sendiri. Ibnu Faris menyebutkan bahwa kata “rahmah” yang terdiri dari fonem ra, ha, dan mim, pada dasarnya bermakna “kelembutan hati”, “belas kasih”, dan “kehalusan”.

“Tugu rahmah” ini memang pas berada di tanah Arab yang karakter masyarakatnya cenderung keras. Bayangkan saja bagaimana jadinya Bangsa Arab jika Nabi Muhamad yang lemah lembut tidak diturunkan Allah di negeri tandus ini? Tipikal keras yang dimiliki sebagian orang Arab ini apakah karena kondisi alamnya yang keras dan tandus ataukah karena pola konsumsi yang lebih banyak mengkonsumsi daging daripada sayuran? Wallahualam.

“Jangan belajar keramahan (hospitality) di Negeri Arab!” Itu ada dalam benak saya sejak ketika pertama kali menginjakkan kaki di negeri Arab hingga setidaknya sampai empat tahun yang lalu. Kesan yang tampak adalah wajah-wajah “tidak butuh tamu”, bahkan oleh para petugas imigrasi di bandara yang bertugas menyambut tamu mancanegara di “pintu masuk” ke sebuah negara.

Kondisi bandara terkesan “asal asalan”. Jauh dari gambaran kemewahan yang sering dipamerkan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Situasi bandara itu segera memunculkan kesan di benak kita bahwa mereka tidak butuh kita, toh kita juga pasti datang karena ada haramain.  Mereka mungkin lupa bahwa para tamu Allah pun berhak berandai-andai, “Ah, andaikan negerimu tak ada haramain, tak sudi rasanya aku kesini”.

Di saat saya ke Bandara Jeddah sendiri pakai taksi dari Makkah, saya salah masuk terminal. Jangan bayangkan ada shutle bus atau skytrain untuk menghubungkan antarterminal yang terpisah pagar. Saya harus mencari taksi lagi menuju terminal  satunya yang jaraknya hanya sekitar satu kilo meter tapi harus keluar bandara yang jaraknya mencapai lima sampai enam kilo meter dengan tarif taksi penawaran pertama mencapai 200 SAR.  

Untunglah ada taksi liar yang bisa diajak bernegosiasi dan akhirnya dapat seperampat dari harga umum. Setelah naik taksi dengan mobil yang ber-sunroof, di tengah jalan, si sopir berhenti dan memasukkan penumpang lagi. Gubrak, persis angkot di Indonesia. Saya tak bisa berkata-kata. Sungguh negeri yang tidak mengenal hospitality.

Pemandangan ini jauh berbeda dengan di Dubai atau Qatar. Mereka sepertinya telah belajar banyak tentang hospitality dan tourism. Mereka sadar betul bahwa ketersediaan minyak yang menjadi sumber devisa negera mereka pasti ada batasnya. Namun, jasa melayani hati manusia tak berbatas selama matahari masih menyinari bumi. Pariwisata adalah tentang melayani para pengunjung dengan keramahan yang mengesankan. Pariwisata sudah menjadi devisa utama bagi berbagai negara.

Dunia pariwisata tidak akan bisa lepas dari jiwa rahmah, kasih sayang, dan lemah lembut. Hospitality atau keramahan adalah jantung dari industri pariwisata, tak peduli apakah yang dijual agama maupun non-agama. Bukankah Nabi pun memerintahkan kita untuk menghormati tamu? Tapi yang selalu mengherankan kita adalah mengapa yang lebih banyak menerapkan anjuran-anjuran Nabi itu justru orang lain?

Jeddah Kian Ramah

Di tahun 2022 ini saya berkesempatan lagi berziarah ke Tanah Suci. Setelah empat  tahun  berselang, tampak dari jendela pesawat tidak ada perubahan yang berarti dari sisi pembangunan fisik. Hanya sedikit facelift di sana-sini. Saya membayangkan akan mendapatkan pengalaman seperti sebelum-sebelumnya. Saya sudah menyiapkan mental untuk menemui situasi yang kurang welcome dalam kondisi tubuh yang masih lelah karena perjalanan jauh.

Namun, bayangan buruk dan kekhawatiran saya segera sirna begitu keluar dari bus remote bandara dan masuk ke terminal kedatangan. Di antara para petugas di bandara, saya menemukan sosok-sosok wanita berparas khas Arab menyapa dengan ramah, “Your vaccin certificate please!”. Mungkin karena saya terlanjur membayangkan hal-hal negatif, begitu sedikit saja ada senyuman dari petugas wanita di Bandara Jeddah dini hari, rasanya kepenatan saya langsung menghilang sekitar tiga puluh persen.

Teryata, suprise “sambutan menyegarkan” yang diberikan Pemerintah Arab Saudi kepada “tamu-tamu Allah” ini belum berakhir. Jika biasanya kita melalui jalur antrian imigrasi yang panjang dan bersiap berhadapan dengan wajah-wajah para petugas imigrasi yang dingin dan tak bersahabat, kini berubah seratus delapan puluh derajat. Pintu pintu  imigrasi dioperasionalkan  semua sehingga antrian menjadi cepat. Dari sekian banyak pintu, terdapat beberapa petugas perempuan yang melayani dengan ramah. Sebagian bercadar, beberapa membiarkan wajahnya tetap terbuka. Diam-diam saya berdoa, “Ya Allah jadikan saya tetap menjadi suami setia”. Saya pun diarahkan oleh seorang petugas laki-laki ke pintu imigrasi yang dijaga oleh petugas perempuan yang tak bercadar. Alhamdulillah, ya Allah!

Dia menyapa saya dengan ramah. Kemampuannya dalam berbahasa Inggris dan cara komunikasi yang cair membuat saya meyakini bahwa dia sudah lulus pelatihan hospitality. Di sela sela memeriksa paspor dia bertanya, “Kamu menyebut apa dengan ini?“ sambil menujukkan ibu jarinya. Langsung saya jawab, “jempol”. Mbaknya memang jempol karena terbukti bisa membantu mengurangi rasa capek karena perjalanan.

Kondisi bandara lebih bersih dan toilet pun sudah tidak bau lagi. Sekalipun demikian, masih ada yang perlu diperbaiki, yaitu adanya para sales provider kartu perdana yang bersikap terkesan memaksa dan memanfaatkan kendala bahasa  yang dimiliki oleh para jamaah. Banyak jamaah menganggap mereka adalah petugas bandara yang mengecek identitas karena tiba tiba mereka minta paspor dan membawa alat sidik jari karena regulasi Saudi satu paspor hanya boleh memilik satu nomor seluler .

Jelas sekali bahwa Pemerintah Arab Saudi tengah berbenah. Tampaknya, peningkatan kemampuan SDM menjadi prioritas sambil terus membangun sarana fisik agar tidak kalah dari Doha dan Dubai. Saya yakin ini tidak semudah negara lain dalam merevolusi budaya yang sudah hidup selama puluhan atau bahkan ratusan tahun. Para wanita Arab Saudi yang selama ini hanya berdiam diri di rumah kini sudah berani bermitra dengan para pria dalam beberapa profesi. Kesetaraan antara pria dan wanita di Arab Saudi yang selama ini hanya mimpi kini sudah mulai muncul di permukaan, sekalipun baru di ujung permulaan.

Visi 2030 yang dicanangkan Arab Saudi masih memerlukan waktu panjang untuk mencapainya. Arab Saudi harus mengejar ketertinggalan infrastruktur agar bisa seperti negara-negara tetangganya. Tetapi, saya yakin Arab Saudi akan bisa mengejar ketertinggalannya karena yang digarap pertama adalah kesiapan SDM-nya.  

Dari sisi ekonomi, Arab Saudi jauh lebih stabil daripada yang lain terutama dengan adanya Mekkah dan Madinah. Sampai kapan pun, umat Muslim pasti akan berziarah dan ini berarti menyumbang devisa negara yang sangat signifikan. Dengan beralihnya penanganan haji dari muassasah yang bersifat semi sosial ke syarikah yang sepenuhnya profesional, ini akan berdampak pada kualitas layanan dan hospitality yang lebih baik. Sekalipun, konsekuensinya adalah tahun-tahun mendatang biaya haji dapat dipastikan  akan meningkat.

Menyaksikan apa yang sedang terjadi di Arab Saudi, saya berharap perubahan ini akan melahirkan Saudi Arabiyah yang ramah. Saya berharap bisa lebih bayak melihat “Islam” seperti halnya banyaknya jumlah Muslim di negeri ini. Di saat yang sama, saya tidak bisa menyembunyikan perasaan sayang dan cinta kepada Indonesia. Di negeriku, kultur ramahnya yang sudah lama membudaya. Bumi Nusantara, sekalipun jauh dari jabal rahmah, keramahan penduduknya mencerminkan nilai-nilai Islam yang salamah (damai) dan rahmah (penuh kerahmatan) sesuai dari asal kata Islam itu sendiri: aslm yang artinya damai dan salam yang berarti sejahtera. (ian)

Share This :

Ditempatkan di bawah: nusantara, seni budaya, update Ditag dengan:Di Balik Jabal Rahmah, tugu rahmah di padang arofah, Ziarah ke jabal rahmah

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Jadwal Liga Italia: Tiga Big Match Pekan Ini, Juventus Hadapi Inter Milan

12 September 2025 By admin

Bendera One Piece Jadi Simbol Frustrasi Anak Muda di Indonesia, Nepal, dan Prancis

12 September 2025 By admin

Prabowo Setujui Pembentukan Komisi Investigasi Independen untuk Selidiki Prahara Agustus

12 September 2025 By admin

Radio Siaran di Era Digital: Bertahan atau Bertransformasi?

11 September 2025 By admin

KPK Isyaratkan Menteri Agama Diduga Terima Aliran Dana Kasus Kuota Haji 2023–2024

11 September 2025 By admin

Manuel Neuer Siap Kembali ke Timnas Jerman Jika Dibutuhkan

11 September 2025 By admin

BNPB dan Pemprov Bali Tetapkan Siaga/Tanggap Darurat Banjir selama Satu Minggu

11 September 2025 By admin

PSSI Siapkan Strategi Khusus Kembangkan Pemain U-23

10 September 2025 By admin

Misinformasi, Lawan Berat Mitigasi Wabah Campak

10 September 2025 By admin

Kenapa Rasulullāh SAW. Tak Mau Menshalatkan Pelaku Korupsi?

10 September 2025 By admin

Usai Dilantik, Gus Irfan Langsung Bertolak ke Jeddah Tuntaskan Proyek Kampung Haji

9 September 2025 By admin

Studi: Minuman Manis dan Alkohol Bisa Memicu Rambut Rontok

9 September 2025 By admin

Gattuso Puji Mentalitas Italia Usai Tekuk Israel

9 September 2025 By admin

Sineas Dunia Boikot Industri Perfilman Israel sebagai Protes atas Genosida di Palestina

9 September 2025 By admin

Aspek Medis Topeng Kebohongan Politikus

8 September 2025 By admin

Menag Janji Bantu Renovasi Majelis Taklim di Bogor yang Ambruk

8 September 2025 By admin

Majelis Taklim di Bogor Ambruk, Lebih dari 80 Orang Jadi Korban

8 September 2025 By admin

Jerman Bangkit, Tundukkan Irlandia Utara 3-1 di Kualifikasi Piala Dunia 2026

8 September 2025 By admin

Alex Marquez Cetak Kemenangan Perdana di MotoGP Catalunya 2025

8 September 2025 By admin

De Bruyne Akui Aneh Hadapi Manchester City dengan Seragam Napoli

7 September 2025 By admin

SBY: Demo Jadi Pengingat Pentingnya Dialog dan Kebersamaan

7 September 2025 By admin

Common Sense Media: AI Gemini Dinilai Berisiko Tinggi Bagi Anak dan Remaja

7 September 2025 By admin

Seribu Telur, Seribu Doa: Harmoni Religi dan Budaya di Namang

6 September 2025 By admin

Banjir di Pakistan Tewaskan Lebih dari 921 Orang, Jutaan Warga Terdampak

6 September 2025 By admin

Kluivert Akui Sudah Lama Inginkan Miliano Jonathans Perkuat Timnas Indonesia

6 September 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • MU Tetap Pertahankan Ruben Amorim Meski Catat Start Terburuk dalam 33 Tahun
  • PBNU Siap Beri Keterangan Jika Diminta KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
  • Kemensos Pastikan ASN, TNI/Polri, dan Pegawai BUMN Tidak Berhak Terima Bansos
  • Korban Kerusuhan Nepal Bertambah, 72 Orang Tewas
  • Haaland Borong Dua Gol, Manchester City Libas MU 3-0 di Etihad

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.