• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Ketika Jemaah Haji Jadi Kambing-kambing dan Sapi Perah Para ‘Syekh’

16 Juni 2022 by admin Tinggalkan Komentar

e

Gambar haji di masa lampau. (Foto: Majalah National Geographic 1953)

Surabaya (Trigger.id) – Berhaji menjadi impian setiap umat Islam. Betapa tidak. Untuk melaksanakan haji ini dibutuhkan biaya dan tenaga yang tak sedikit.

Masalahnya, bukan saja dalam persoalan pelaksanaannya, tetapi hal yang paling berat dari ibadah haji di sebelum abad 20 justru adalah perjalanannya yang menempuh hitungan bulan.

Karenanya, hal ini menjadi satu prestise sendiri bagi mereka yang mampu. Belum lagi dorongan ideologis dan doktrin para kiai untuk menggenapi keislaman dan keimanan. Tak pelak, alang rintang seberat apapun berani mereka tempuh demi tujuan tersebut.

Sayangnya, “kenekatan” umat Islam Nusantara itu tak diimbangi dengan pengetahuan yang memadai. Bukan saja perihal peribadatan haji itu sendiri, melainkan yang tak kalah penting adalah soal perjalanannya. Medan yang ditempuh selama perjalanan tidak ada dalam bayangan.

Kepercayaan pada orang lain yang demikian kuat justru menjadi bumerang. Ketika sampai di Pelabuhan Jeddah, mereka sudah disambut dengan para pemandu ibadah haji. Orang Nusantara menyebut pemandu dengan sapaan Syekh.

Sebagai seorang pemandu, syekh tentu memiliki kemampuan berbahasa yang piawai. Selain berbahasa Arab sebagai bahasa ibunya, syekh ini juga mahir bercakap dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa lingua franca masyarakat Nusantara di zamannya.

Syekh tentu tidak hanya mengarahkan jamaah dalam menjalankan ibadah, tetapi juga mencarikan penginapan, hingga menyewakan unta untuk perjalanan. Dalam catatan Prof Dien Majid dalam Berhaji di Masa Kolonial (2008: 123), kedua hal tersebut penting mengingat sebagian besar jamaah Nusantara datang ke Makkah jauh sebelum waktu ibadah haji tiba.

Syekh ini bukan pekerjaan yang sukarela. Mereka hadir karena memang untuk mencari penghidupan. Dien Majid dalam buku yang sama (2008: 124) menulis, bahwa mereka mendapatkan upah dari pekerjaannya tersebut sesuai dengan kesepakatan bersama dengan jamaahnya. Lebih dari sekadar pembantu, syekh juga hadir memberikan pinjaman ketika bekal jamaah tak cukup. Sebab, syekh perlu menjalin hubungan yang baik dengan jamaah karena jejaringnya bisa berkembang untuk kerja sama menjaring calon jamaah baru di tahun-tahun berikutnya.

Namun, dalam catatan Eric Tagliacozzo dalam bukunya yang berjudul Southeast Asians and The Pilgrimage to Mecca (2013: 77), syekh yang memberikan utang tersebut biasanya merupakan penduduk Arab yang tinggal di Asia Tenggara. Utang ini terpaksa dilakukan karena pemerasan dari syekh sendiri yang membuat mereka kehabisan bekal.

Pemerasan yang dilakukan syekh ini ditengarai akibat tekanan yang cukup besar dari pemerintah setempat. Pasalnya, mereka harus menyetorkan sejumlah penghasilannya kepada pemerintah sebagai pajak atas pendapatannya. Tak pelak, jamaah haji ini menjadi korban dari eksploitasi mereka. Karenanya, banyak timbul pemerasan dengan dalih tertentu yang di luar perkiraan jamaah sehingga bekal mereka habis untuk hal tersebut.

Cerita ini, dalam catatan Henry Chambert Loir pada buku Naik Haji di Masa Silam: Kisah-kisah Orang Indonesia Naik Haji (2019: 50), bukan barang baru mengingat cerita serupa pernah disampaikan oleh Ibn Jubayr pada abad 12.

Hal ini juga tidak berubah setelah peralihan kekuasaan pemerintah ke Ibnu Saud pada abad 20. Artinya, tidak ada perubahan berarti yang dilakukan, orang-orang Jawi atau Jawa dan Melayu tetap menjadi sasaran empuk syekh masyarakat Arab dan oknum yang terlibat dalam penyelenggaraan haji.

Terlebih mereka tidak menguasai bahasa Arab dan pengetahuan mengenai tata cara ibadah haji itu sendiri. Mereka percaya saja pada apa yang diarahkan oleh syekh. Hal ini juga disampaikan Michael Christopher Low dalam tulisannya The Infidel Piloting the True Believer: Thomas Cook and the Business of the Colonial Hajj dalam buku The Hajj and Europe in the Age of Empire (2017: 76), bahwa Syarif Makkah menekan para syekh untuk dapat menguasai para jamaah dari Jawa, Melayu, dan India.

Akibatnya, mereka membebankan biaya kepada para jamaah dengan menaikkan harga-harga kebutuhan, mulai kapal, penginapan, unta, tenda, hingga hampir seluruh kebutuhan mereka.

Bukan hanya oleh syekh, jamaah haji Nusantara juga ‘dimanfaatkan’ oleh pedagang, orang Badui dan lain-lain tanpa ampun. Henry mengutip Snouck Hurgronje (1931), orang Arab menjuluki jamaah haji dengan menghina, yakni farukha (jamak kata farkh, ayam itik), dan baqar, hewan ternak. Tak ayal, orang Melayu dan Jawa di mata orang Arab dalam catatan Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang dikenal dengan HAMKA, bahwa jamaah tak ubahnya sebagai kambing-kambing di mata orang Arab. Bahkan Abdul Majid Zainuddin dalam Proses Haji menurut Pimpinan Haji Malaysia dalam buku Haji di Masa Silam, sebagai sapi perah. (ian)

Sumber: nu.or.id

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, nusantara, Uncategorized Ditag dengan:ibadah haji sebelum abad 20, jemaah haji indonesia, ketika jemaah haji jadi sapi perahan

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Transformasi Keamanan Jalan Raya, Inovasi Polda Jatim untuk Ketahanan Pangan Nasional

7 November 2025 By zam

Raja Charles III Resmi Cabut Gelar Pangeran dari Adiknya, Pangeran Andrew

7 November 2025 By admin

Zohran Mamdani Terpilih Jadi Wali Kota New York, Sosialis Demokrat Pertama Pimpin Kota Terbesar AS

7 November 2025 By admin

Inter Milan Tak Tersentuh Kekalahan, Tekuk Kairat Almaty 2-1 di Liga Champions

6 November 2025 By admin

AC Milan dan Inter Milan Resmi Akuisisi San Siro, Siap Bangun Stadion Modern

6 November 2025 By admin

Kementerian Haji Terbitkan Rencana Perjalanan Ibadah Haji 2026

6 November 2025 By admin

Cak Imin: Tunggakan BPJS Kesehatan 23 Juta Peserta Akan Dihapus Mulai Akhir 2025

6 November 2025 By admin

MUI: Seluruh Mantan Presiden yang Wafat Pantas Jadi Pahlawan Nasional

6 November 2025 By admin

NU dan Konjen RRT Surabaya Gagas Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan

5 November 2025 By admin

Mensos Usulkan Lansia dan Difabel Masuk Penerima Program Makan Bergizi Gratis pada 2026

5 November 2025 By admin

Raja Charles Resmikan David Beckham sebagai Kesatria Kerajaan Inggris

5 November 2025 By admin

Whoosh Direncanakan Tembus Banyuwangi, Konektivitas Jawa Timur Makin Kuat

5 November 2025 By admin

Keluarga di AS Gugat Tesla Atas Dugaan Kematian Akibat Pintu Mobil yang Gagal Berfungsi

4 November 2025 By admin

BGN Aktifkan Kembali Portal Mitra MBG, Pendaftaran SPPG Kini Dibuka Lagi

4 November 2025 By admin

BPKH–MUI Libatkan 4.000 Dai Perkuat Literasi Keuangan Haji

4 November 2025 By admin

FIFA Tolak Banding FAM Terkait Kasus Pemalsuan Dokumen 7 Pemain Naturalisasi

4 November 2025 By admin

Inter Milan Raih Kemenangan atas Hellas Verona, Fiorentina Kembali Tumbang di Kandang

3 November 2025 By admin

Lembaga Wakaf MUI Bentuk Manajemen Pengelola Wisata Halal di Danau Maninjau

3 November 2025 By admin

Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen Liga Inggris, Manchester City Tempel Ketat

3 November 2025 By admin

Tiga Tokoh Indonesia Serukan Perdamaian Dunia di Forum Global Roma

3 November 2025 By admin

Tjangkroekan Djoeang Hadirkan Kuliner Langka Nasi Osek hingga Sego Sadukan di Tugu Pahlawan

2 November 2025 By admin

Mbappe Borong Dua Gol, Real Madrid Tekuk Valencia 4-0

2 November 2025 By admin

Arsenal Mantapkan Posisi di Puncak Klasemen Usai Kalahkan Burnley 2-0

2 November 2025 By admin

Menkomdigi Ungkap Game Online Disusupi Jaringan Teroris, Orang Tua Diimbau Waspada

2 November 2025 By admin

Chivu Siapkan Rotasi Skuad Inter Hadapi Hellas Verona

2 November 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Inter Milan Rebut Puncak Klasemen Serie A Usai Kalahkan Lazio 2-0
  • Presiden Prabowo Kaji Pembatasan Game Daring Usai Insiden Ledakan di SMA 72 Jakarta
  • Manchester City Tundukkan Liverpool 3-0, Perebutan Puncak Klasemen Semakin Panas
  • Nova Arianto Ingin Timnas U-17 Tampil Agresif Hadapi Honduras
  • Universitas Al-Azhar Resmi Buka Program Studi Bahasa Indonesia

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.