

Setelah kematian, semua pintu amal tertutup kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh. Namun, banyak orang baru menyadari nilai amal ketika napas telah sampai di tenggorokan. Al-Qur’an dan hadis mengisyaratkan bahwa penyesalan akan menjadi teman setia mereka yang lalai di dunia.
Berikut adalah lima penyesalan paling dalam yang dialami oleh orang-orang yang sudah wafat, agar menjadi pelajaran bagi yang masih diberi kesempatan hidup.
1. Menyesal Tidak Bersedekah Saat Hidup
Salah satu penyesalan terbesar adalah karena enggan bersedekah saat hidup. Padahal, sedekah adalah amalan yang ringan namun besar pahalanya. Banyak orang berpikir bahwa harta mereka adalah untuk dinikmati sendiri, lupa bahwa sebagian darinya adalah hak orang lain.
Allah SWT menggambarkan penyesalan orang mati:
وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”. (QS. Al-Munafiqun: 10)
Namun, permintaan itu sia-sia. Waktu tidak bisa diputar kembali. Sedekah yang tak pernah diberikan tak bisa ditebus setelah mati.
2. Menyesal Tidak Mau Mendengarkan Nasihat dan Ilmu
Banyak orang hidup dengan menutup telinga dari nasihat dan petunjuk. Mereka menganggap dakwah dan peringatan sebagai gangguan. Setelah mati, barulah mereka sadar betapa berharganya setiap ayat, nasihat ulama, dan kata-kata bijak.
وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا۟ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا۟ أَنفُسَكُمُ ۖ ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ
“Dan (alangkah ngerinya), jika kamu melihat ketika orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut… Maka dikatakan kepada mereka: ‘Keluarkanlah nyawamu!’ Pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri dari menerima ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am: 93)
Mereka yang semasa hidup enggan menerima kebenaran, akhirnya akan menyesal ketika sudah tidak bisa memperbaiki diri lagi.
3. Menyesal Tidak Menjaga Waktu dan Mengisinya dengan Amal
Waktu adalah nikmat besar yang sering disia-siakan. Orang yang sudah meninggal akan menyesal karena tidak memanfaatkan waktunya untuk berbuat baik.
“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu padanya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari no. 6412)
Setiap detik kehidupan seharusnya bisa menjadi ladang pahala. Namun banyak manusia menundanya sampai ajal menjemput.
4. Menyesal Tidak Mendirikan Shalat dengan Benar
Shalat adalah amalan pertama yang dihisab. Orang-orang yang lalai terhadap shalat akan termasuk dalam golongan orang yang menyesal.
فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَٰتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
(QS. Maryam: 59)
Di akhirat, orang-orang ini akan berkata:
“Aduhai, celakalah aku! Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu (di dunia) tidak melalaikan shalatku.”
5. Menyesal Tidak Mempersiapkan Bekal untuk Akhirat
Banyak orang sibuk dengan urusan dunia, lupa bahwa kematian pasti datang. Mereka hidup seolah-olah akan hidup selamanya, padahal ajal bisa datang kapan saja.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ
“Setiap jiwa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.”
(QS. Ali ‘Imran: 185)
“الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ.”
“Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.”
(HR. Tirmidzi no. 2459)
Penutup: Waktu Kita Masih Ada
Selama kita masih hidup, pintu tobat dan amal masih terbuka. Jangan tunggu sampai kita menjadi bagian dari orang-orang yang hanya bisa menyesal, namun tak lagi bisa berbuat. Mari kita ambil pelajaran dari mereka yang telah lebih dahulu pergi, dan jadikan setiap hari sebagai kesempatan menabung untuk akhirat.
فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 148)
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang tidak menyesal setelah mati. Aamiin.
—000—
*Penceramah, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan