
Surabaya (Trigger.id) – Presiden Inter Milan, Beppe Marotta, merasa bahwa tekanan yang dihadapi timnya saat ini adalah hal yang wajar karena status mereka sebagai juara Serie A musim lalu. Dalam wawancara dengan DAZN sebelum laga Derby d’Italia melawan Juventus, Marotta mengungkapkan adanya “budaya kecemburuan” di sepak bola Italia, seperti dikutip oleh FCInterNews.
Beberapa pekan terakhir, Inter menjadi pusat perhatian dalam perdebatan media, terutama terkait keputusan wasit yang dianggap kontroversial. Pelatih Inter, Simone Inzaghi, sebelumnya menyuarakan kekecewaannya terhadap standar ganda yang tampak jelas setelah laga mereka melawan Fiorentina pekan lalu.
Marotta juga menyoroti bahwa masalah yang dihadapi Inter bukan hanya soal keputusan wasit. Sebagai juara bertahan, Inter menghadapi tekanan besar karena dipandang sebagai favorit untuk kembali meraih gelar Serie A musim ini. Apalagi, musim lalu Inter memenangkan liga dengan selisih hampir 20 poin dan mempertahankan sebagian besar skuad mereka.
Laga Melawan Juventus: Penting, Tapi Bukan Penentu
Marotta menyetujui pernyataan kapten Inter, Lautaro Martinez, yang menyebut bahwa pertandingan melawan Juventus ini penting tetapi bukanlah laga penentu.
“Terlepas dari hasil akhir, performa kami akan menjadi sinyal penting,” ujar Marotta. “Jika kami tampil baik, kami berharap dapat meraih kemenangan. Namun, menurut saya, ini masih tahap menengah dalam perjalanan musim ini.”
Ia juga menambahkan bahwa meski laga-laga melawan rival besar sering dianggap krusial dalam perburuan Scudetto, kesalahan juga bisa terjadi saat menghadapi tim-tim papan bawah. “Kita harus berhati-hati menghindari jebakan tersebut.”
Marotta mengakui bahwa tekanan selalu meningkat ketika berada di klub besar. “Di Italia, ada budaya kecemburuan,” ujarnya. “Kita tahu bahwa kita adalah juara Italia, jadi semua orang berusaha mengalahkan kita.”
Namun, ia menegaskan bahwa Inter harus lebih kuat menghadapi semua tekanan dan kontroversi. “Inzaghi sangat bagus dalam menghadapi situasi ini. Ia memiliki lebih banyak adrenalin dibanding saya, tetapi ini adalah bagian dari proses pertumbuhan tim.”
“Kami memiliki kesadaran penuh bahwa kami berjuang untuk melangkah sejauh mungkin di semua kompetisi yang kami ikuti,” tutup Marotta. (ian)
Tinggalkan Balasan