• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Menimbang Imbas Kegagalan Realisasi Ikrar Politik Pada Pemuda

5 Januari 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi gambar: Pinteres
Oleh: Ari Baskoro*

Lazimnya dalam menyongsong suatu kontestasi Pemilu, semua pasangan Capres-Cawapres akan melakukan kampanye politik. Visi-Misi yang mereka sampaikan, pada dasarnya merupakan pendidikan politik, dalam upaya menarik simpati para calon pemilih. Seperti juga pada masa-masa sebelumnya, ikrar politik tidak akan semuanya dapat direalisasikan. Masyarakat sebagai pemilih, berhak mengkritisi dan menakar probabilitas keberhasilan suatu ikrar politik.Itu bisa dikategorikan realistis atau hanya “janji kosong” belaka. Harusnya publik yang semakin dewasa dalam menyikapi perkembangan politik di tanah air, dapat menilainya dengan cermat. Realisasi ikrar politik harusnya bisa ditelaah berdasarkan adanya data valid yang terukur, memiliki parameter yang terpercaya, dan mestinya dapat dibuktikan.

Sebagai pemilih pemula, sebagian Generasi Z ( Gen Z)yang lahir antara tahun 1997-2012, perlu meningkatkan wawasan dan kecerdasan politiknya. Harapannya agar mereka tidak hanya dijadikan sebagai komoditas politik belaka. Sebagaimana telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), ada sebanyak 204,8 juta pemilih yang telah terdaftar pada Pemilu 2024. Generasi milenial/ Gen Y ( kelahiran 1981-1996) menjadi pemilih terbanyak dengan proporsi sebesar 33,60 persen. Peringkat berikutnya berturut-turut ditempati oleh Gen X (kelahiran 1965-1980) sebesar 28,07 persen, Gen Z (22, 85 persen), dan Baby Boomers (kelahiran 1946-1964) dengan proporsi 13,73 persen. Pemilih muda yang tergolong dalam rentang usia 17-40 tahun,akan mendominasi jumlah pemilih. Proporsinya sekitar56,45 persen.Berdasarkan Undang-Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan, menyatakan bahwa pemuda adalah WNI yang berumur 16 hingga 30 tahun. Populasi tersebut pada tahun 2022, terdapat sekitar 65,82 juta jiwa atau 24 persen total jumlah penduduk Indonesia.

Problema Pemuda

Ada sejumlah problem yang khususnya banyak dihadapi pemuda. Di antaranya persoalan yang terkait dengan pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kesehatan. Ketiganya saling terkait. Mayoritas mereka saat ini sedang dalam fase menjalani pendidikan. Sebagian yang lain mungkin telah bekerja, menikah, atau bahkan tanpa aktivitas sama sekali alias pengangguran. Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah krusial di negeri ini. Dengan berbagai latar belakang penyebab, rata-rata pemuda Indonesia hanya bisa mengenyam pendidikan formal hingga tamat SMA atau sederajat. Proporsinya mencapai 39,6 persen (Badan Pusat Statistik/BPS,2022). Mereka yang “beruntung”  memperoleh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi, mencapai 10,97 persen. Sisanya hanya mampu menamatkan pendidikan SD atau sederajat (10,83 persen), tidak tamat SD (1,79 persen), dan tidak pernah sekolah (1,02 persen). Secara umum, rata-rata lamanya pendidikan pemuda Indonesia, hanya sekitar 10,94 tahun.Bagi pemuda penyandang disabilitas, kesempatan mengenyam pendidikan mereka rata-rata hanya sampai 7,71 tahun. Ada perbedaan yang cukup signifikan antara pemuda di perkotaan dan pedesaan. Sebanyak 44,18 persen pemuda perkotaan, mampu menamatkan pendidikan sampai bangku SMA. Di sisi lain, sebanyak 39,09 persen pemuda di pedesaan, bisa menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMP/sederajat.

Pada dasarnya pendidikan merupakan investasi modal manusia (human capital), dalam rangka pembentukan kualitas sumber daya manusia (SDM). Artinya pendidikan merupakan kunci utama membentuk karakter yang mampu menyerap perkembangan teknologi.Kapasitasnya pun dengan sendirinya akan meningkat dalam menciptakan kesempatan kerja, produktivitas, kesejahteraan, dan kesehatan.

Menurut Kementerian Keuangan, salah satu upaya penting meningkatkan SDM Indonesia adalah alokasi APBN. Sejak tahun 2009 hingga kini,mandatory spending untuk pendidikan negara kita, dialokasikan sebesar 20 persen dari APBN. Meski demikian beberapa indikator, misalnya Human Capital Index (HCI) Indonesia hanya mencapai 0,54. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan skor HCI Singapura (0,88), Vietnam (0,69), dan Malaysia (0,61). Diperlukan pemikiran yang out of the box dan terobosan kebijakan,dari calon pemimpin negara ini dalam mengatasi persoalan pendidikan.

Indonesia digadang-gadang akan menyongsong bonus demografi. Puncaknya diprediksi terjadi tahun 2030-2035. Banyak harapan bahwa hal itu akan mendatangkan berkah. Tetapi bila gagal memanfaatkannya, peluang emas tersebut malah akan menjadi beban negara. Kegagalan negara mencetak SDM yang unggul dan terciptanya lapangan kerja yang cukup, justru akan memicu terjadinya resesi ekonomi.

Pasca pandemi COVID-19, kondisi perekonomian Indonesia belum mampu menyerap tenaga kerja baru dan mengurangi kemiskinan secara substansial. Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka pada November 2023, mencapai 5,32 persen.

Pengangguran dapat memantik ketegangan finansial, berupa margin arus kas yang rendah. Keadaan ini cenderung akan meningkatkan stres dan berisiko mengganggu kesehatan mental. Mereka memiliki kerawanan yang sangat tinggi terhadap tekanan psikologis dan kesejahteraan jangka panjang. Kesehatan mental yang buruk, seperti kecemasan, depresi, peningkatan kortisol (hormon stres), akan memicu efek beranting. Bentuknya bisa berupa manifestasi penyakit kardiovaskuler (tekanan darah tinggi, jantung, strok) dan kematian. Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) juga menjadi salah satu bentuk pelarian terhadap permasalahan kehidupan

Masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan terhadap perempuan, dan upaya bunuh diri pun, dapat meningkat karenanya. Itu merupakan salah satu  akibat kegagalan dalam mengelola cobaan hidup.Sepanjang tahun 2022, terdapat 25.050 perempuan menjadi korban kekerasan.Angka tersebut berdasarkan catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Kasus kekerasan di ranah personal (ruang lingkup rumah tangga atau domestik),menjadi kasus yang dominan (18.138 kasus). Kecenderungannya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Demikian pula dengan kasus bunuh diri yang juga cenderung semakin meningkat. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023, ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia.Satu tahun sebelumnya, yakni selama 2022, jumlahnya “hanya” 900 kasus.Pemuda dan remaja, menduduki proporsi terbanyak yang terlibat.

Menurut Kementerian Kesehatan, satu dari lima penduduk Indonesia, berpotensi mengalami masalah gangguan jiwa.Proporsi tersebut pada remaja semakin tampak jelas. Satu dari tiga remaja Indonesia terindikasi memiliki masalah kesehatan mental. Depresi berat menjadi salah satu penyebab seseorang berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya.

Beberapa pendapat menarasikan generasi muda saat ini bagaikan stroberi. Mereka umumnya memiliki banyak gagasan kreatif. Tetapi di sisi lain mudah menyerah, gampang sakit hati, dan lebih mudah melarikan diri dari kenyataan. Penguasaan teknologi, khususnya teknologi informasi yang mereka miliki, harusnya mampu meningkatkan kreatifitas dalam memilah dan memilih ikrar politik yang realistis.

Semoga Visi-Misi Capres-Cawapres dalam pesta demokrasi 14 Februari 2024,mampu menavigasi para pemuda memilih sesuai harapan mereka.

—–o—-

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Ikrar Politik, Ikrar Politik Pada Pemuda, Imbas Kegagalan, Menimbang

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Film Terakhir Fast & Furious Tayang 2027, Vin Diesel: Brian Kembali Hadir

1 Juli 2025 By admin

Makepung, Pacuan Kerbau Pelestari Tradisi dan Identitas Budaya Bali

1 Juli 2025 By admin

Jazz: Simbol Kebebasan, Pemberontakan, dan Pertukaran Budaya Global

1 Juli 2025 By admin

Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026

30 Juni 2025 By admin

AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza

30 Juni 2025 By admin

Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital

30 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan

30 Juni 2025 By admin

Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

30 Juni 2025 By admin

Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Akhiri Pesta Pernikahan Megah Selama Tiga Hari di Venesia

30 Juni 2025 By admin

Membuka Pintu Keberkahan Rezeki, Belajar Dari Kisah Abdurrahman bin Auf RA

30 Juni 2025 By admin

Yoan Bonny Segera Bergabung dengan Inter Milan dari Parma

30 Juni 2025 By admin

Marc Marquez Juarai MotoGP Belanda 2025, Samai Rekor Giacomo Agostini

30 Juni 2025 By admin

Waspada Empat Hal yang Meracuni Hati

29 Juni 2025 By admin

Katy Perry Absen dari Pernikahan Jeff Bezos dan Lauren Sánchez

29 Juni 2025 By admin

Riuhnya Festival Kuda Tradisional Cibogo, Warisan Budaya Rakyat Sumedang

29 Juni 2025 By admin

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • 10 Film Terbaik Tahun 2025, dari Horor Distopia hingga Blockbuster Superhero
  • Kunjungan Presiden Prabowo ke Saudi Perkuat Kerja Sama Strategis di Bidang Haji
  • Menkes Ajak BGN Perkuat Intervensi Gizi Ibu Hamil untuk Tekan Angka Stunting
  • Kalahkan Juventus 1-0 Real Madrid Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub
  • Presiden Prabowo ke Arab Saudi, Bahas Isu Timur Tengah dan Kampung Haji

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.