

Mensyukuri nikmat kemerdekaan dalam konteks Islam adalah bagian penting dari syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya. Kemerdekaan bukan hanya berarti kebebasan fisik dari penjajahan, tetapi juga mencakup kebebasan spiritual, sosial, dan intelektual yang memungkinkan umat untuk menjalankan ajaran Islam dengan lebih baik.
Islam mengajarkan untuk selalu mengakui bahwa semua nikmat, termasuk kemerdekaan, adalah pemberian dari Allah. Dengan mengingat dan menyadari ini, umat Islam diingatkan untuk selalu bersyukur atas nikmat tersebut. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
مَّا يَفْعَلُ ٱللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَءَامَنتُمْ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
Artinya: Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nisa: 147).
Allah tidak akan menyiksa kalian,bila kalian melakukan perbaikan amalan dan beriman kepada Allah dan rasulNya. Sesunguhnya Allah maha kaya,tidak membutuhkan selainNya. Dia hanya menyiksa hamba-hamba karena perbuatan dosa-dosa mereka saja. Dan Allah maha mensyukuri terhadap hamba-hambaNya atas ketaatan mereka kepadaNya juga maha mengetahui segala sesuatu.
Menggunakan Kemerdekaan untuk Kebaikan
Syukur yang sejati bukan hanya dalam bentuk ucapan, tetapi juga tindakan. Dalam konteks kemerdekaan, ini berarti menggunakan kebebasan yang telah diperoleh untuk melakukan amal kebaikan, mendukung keadilan, dan membantu sesama. Kemerdekaan yang diberikan harus dimanfaatkan untuk memperjuangkan kebenaran dan mencegah kemungkaran.
Islam menekankan pentingnya persatuan umat. Kemerdekaan adalah hasil perjuangan bersama, dan salah satu bentuk syukur atas nikmat ini adalah dengan menjaga persatuan dan tidak memecah belah umat. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS Ali Imron: 103)
Bagaimana Cara Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
- I’tirofan. salah satu bentuk syukur adalah dengan melakukan i’tirofan atau pengakuan akan nikmat Allah, yang bisa diwujudkan melalui pemberian atau berbagi dengan orang lain. Ini merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan rasa syukur kita atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah. I’tirofan dalam konteks ini berarti mengakui bahwa semua yang kita miliki adalah dari Allah, dan sebagai bentuk pengakuan serta syukur, kita menggunakan sebagian dari nikmat tersebut untuk membantu orang lain. Ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti sedekah, zakat, infak, atau bahkan berbagi ilmu dan kebaikan.
- Tahadutsan. Tahadutsan adalah bentuk syukur yang dilakukan dengan cara menyebut-nyebut atau menceritakan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ini merupakan bentuk syukur yang dilakukan melalui ucapan atau pengakuan secara lisan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS. Ad-Duha: 11). Secara lisan, menyebutkan nikmat yang telah Allah berikan sebagai bentuk pengakuan bahwa semua kebaikan yang kita terima berasal dari-Nya. Ini bisa dilakukan dalam percakapan sehari-hari, dalam doa, atau ketika berbicara dengan orang lain. Tujuannya adalah untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain tentang kebesaran Allah dan kebaikan-Nya. - Tasrifan. Tasrifan adalah bentuk syukur yang diwujudkan melalui tindakan atau perbuatan nyata. Dalam konteks ini, syukur tasrifan berarti menggunakan nikmat yang telah Allah berikan dengan cara yang benar dan sesuai dengan tujuan penciptaannya. Ini adalah bentuk syukur yang diekspresikan melalui amal perbuatan, bukan hanya sekadar ucapan. Menggunakan nikmat untuk kebaikan: Misalnya, jika seseorang diberi harta, maka bentuk syukur tasrifan adalah dengan menggunakannya untuk kebaikan seperti bersedekah, berinfak, membantu mereka yang membutuhkan, atau mengembangkan usaha yang halal dan bermanfaat bagi orang lain. Jika seseorang memiliki ilmu, bentuk syukurnya adalah dengan mengajarkannya kepada orang lain dan menggunakannya untuk hal-hal yang positif.
Kemerdekaan harus diikuti dengan penegakan keadilan. Islam mengajarkan pentingnya keadilan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan menegakkan keadilan, umat Islam tidak hanya mensyukuri nikmat kemerdekaan, tetapi juga memastikan bahwa kebebasan yang diperoleh tidak disalahgunakan untuk menindas orang lain.
Dengan demikian, mensyukuri nikmat kemerdekaan dalam Islam adalah tindakan yang mencakup pengakuan, pemanfaatan, dan pemeliharaan nikmat tersebut dalam bingkai ajaran Islam yang mendorong kebaikan, keadilan, dan persatuan.
—000—
*Penceramah, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan