
Jakarta (Trigger.id) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengonfirmasi bahwa penyaluran bantuan sosial (bansos) selama ini masih menghadapi kendala ketidaktepatan sasaran. Menurutnya, terdapat sejumlah penerima yang seharusnya tidak mendapatkan bantuan, dengan jumlah yang berpotensi mencapai jutaan orang.
“Bisa dikatakan begitu (belum tepat sasaran). Ada sekian persen yang tidak tepat sasaran,” ujar Gus Ipul di Jakarta, Kamis (tanggal tidak disebutkan).
Ketidaktepatan tersebut teridentifikasi setelah pemerintah menyusun Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang akan menggantikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai acuan dalam penyaluran bansos. DTSEN disusun secara berjenjang dari desil 1 hingga desil 10, dengan desil 1 mencakup masyarakat miskin ekstrem yang paling berhak menerima bantuan.
Saat ini, DTSEN masih dalam tahap finalisasi dan direncanakan mulai diterapkan pada triwulan kedua. Dengan penerapan sistem ini, jumlah penerima bansos diperkirakan akan berkurang karena data yang digunakan lebih akurat.
“Jadi nanti akan terlihat siapa yang sebelumnya menerima bantuan, tetapi sekarang tidak lagi. Kita akan melihat berapa juta orang yang mengalami perubahan dalam status penerimaannya,” jelas Gus Ipul.
Untuk memastikan keakuratan data, DTSEN akan diperbarui setiap tiga bulan sekali, sehingga dapat menyesuaikan dengan dinamika kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
“Karena sifatnya dinamis, DTSEN akan selalu dievaluasi dan diperbarui setiap tiga bulan agar semakin akurat,” tambahnya.
Diharapkan, dengan adanya DTSEN, penyaluran bansos dapat lebih tepat sasaran dan benar-benar menjangkau masyarakat yang membutuhkan. (ian)
Tinggalkan Balasan