• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Menuju Lansia “Sukses”, Belajar dari “Zona Biru”

29 Mei 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Saat ini relatif jarang bisa menjumpai seorang lansia (usia di atas 60 tahun)  berjalan-jalan di fasilitas  umum, tanpa ditemani kerabatnya.Banyak yang tidak lagi bisa mandiri melakukan aktivitas fisik.Misalnya di area car free day atau taman kota, khususnya di kota-kota besar, mayoritas hanya dipenuhi generasi muda.

Tidak mengherankan bila beritanya begitu “viral”, ketika seorang lansia asal Indonesia mampu menyelesaikan lomba spartathlon di Athena-Yunani. Tahun lalu, Maryanto, 61 tahun,berhasil menempuh jarak 246 km dalam waktu 18 jam, 56 menit, dan 38 detik. Di sisi lain, akhir-akhir ini penulis sudah semakin sering menemui kasus-kasus stroke atau serangan jantung, pada usia relatif sangat muda. Ada banyak faktor yang melatar belakangi perbedaan kedua fenomena kontradiktif tersebut. Masalahnya data epidemiologi di negara kita saat ini,menunjukkan tren meningkatnya penyakit tidak menular/PTM (misalnya sindrom metabolik, obesitas dan diabetes).Prevalensinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Khususnya pada obesitas, telah melonjak mencapai titik yang mengkhawatirkan.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, angkanya telah meningkat hingga 23,4 persen.Kondisi tersebut memantik risiko terjadinya diabetes yang dikategorikan sebagai induk dari segala penyakit, termasuk stroke dan penyakit jantung. Individu muda dengan PTM,akan sulit mencapai masa lansia dengan “sukses”.Bertambahnya usia harapan hidup (UHH), tidak akan bermakna tanpa disertai peningkatan kualitas hidup.Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tiap tanggal 29 Mei, merupakan ajang pembelajaran bagaimana berupaya menjadi lansia “sukses” berkualitas.

Meski telah meningkat sebesar 1,27 persen dibanding satu tahun sebelumnya, proporsi penduduk lansia Indonesia tahun 2023 “hanya” mencapai 11,75 persen. Provinsi DIY menduduki posisi tertinggi (16,69 persen), sedangkan Papua menempati  peringkat terendah (5,02persen). UHH negara kita diproyeksikan telah  mencapai 73,93 tahun. Peringkatnya berada pada urutan 134, dari seluruh negara di dunia. Posisi itu masih jauh di bawah Hongkong, sebagai negara dengan UHH tertinggi di dunia (85,83 tahun).UHH Singapura telah mencapai peringkat kelima dunia, dengan rata-rata 84,27 tahun.

Zona biru

 Tidak hanya soal pencapaian angka, kualitas hidup seorang lansia “sukses”berkaitan dengan beberapa faktor yang saling berinteraksi. Tidak seperti dugaan semula, ternyata faktor genetika bukanlah faktor penentu utama. Kontribusinya “hanya” sekitar 20-30 persen saja. Gaya hidup, pola makan, kondisi lingkungan, dan interaksi sosial,justru merupakan kontributor yang penting. Kondisi tersebut dapat dipelajari dan dapat menjadi model terapan, sebagaiupaya menuju lansia berkualitas.

Seorang peneliti bernama Dan Buettner, telah mendedikasikan dirinya selama puluhan tahun melakukan riset diberbagai belahan dunia yang banyak dihuni penduduk lansia. Pulau Ikariadi Yunani, Okinawa (Jepang), Sardinia (Italia), semenanjung Nicoya (Kosta Rika), dan Loma Linda-California (Amerika Serikat), adalah area geografis dengan populasi yang istimewa. Mereka yang hidup di daerah-daerah tersebut,banyak yang mampu mencapai usia 90, bahkan lebih dari 100 tahun (centenarian). Hebatnya, mayoritas dalam keadaan sehat. Jarang yang mengalami demensia.Tingkat PTM-nyapun  terbilang rendah.Pada peta geografi istimewa itu, sang peneliti kemudian menandainya dengan lingkaran biru. Sejak itulah dikenal terminologi “zona biru”. Banyak peneliti dari seluruh dunia yang kemudian berlomba-lomba berupaya mengungkap rahasia ilmiah, di balik tabir “kesuksesan” para lansia di “zona biru”.

Pada umumnya penduduk “zona biru” terbiasa mengonsumsi makanan nabati yang berkadar serat tinggi. Komponen nutrisi utamanya sehari-hari, terdiri dari aneka sayuran, buah-buahan, polong-polongan dan biji-bijian. Kandungan vitamin, mineral, dan antioksidannya, telah terbukti mampu mencegah peningkatan kadar lemak dan gula darah, serta mencegah kekakuan pembuluh darah.Makanan dengan kadar serat tinggi, sangat berkorelasi dengan menurunnya risiko terjadinya kanker, khususnya pada saluran cerna.Buah anggur merah yang kaya antioksidan (flavonoid dan polifenol), sering mereka konsumsi. Umumnya dibuat sebagai minuman.

Daging hanya dikonsumsi dalam momen-momen tertentu saja. Biasanya hanya seminggu sekali. Sumber protein hewani mereka, mayoritas berasal dari ikan yang kaya asam lemak omega-3. Manfaatnya penting dalam memelihara kesehatan kardiovaskuler. Sejak anak-anak, mereka juga diajari konsep menikmati makanan dengan cara yang tidak tergesa-gesa. Berhenti makan sebelum kenyang, menjadi kebiasaan penduduk “zona biru”.Kini kebiasaan unik itu, terbukti dapat menekan risiko munculnya obesitas.

Masyarakat “zona biru” juga sering menjalankan puasa secara berkala (intermittent fasting). Menurut riset, kebiasaan itu bisa memberi kesempatan sel-sel tubuh manusia untuk “beristirahat”dan membersihkan diri dari “sampah” metabolit. Secara fisiologis peranannya telah terbukti dapat mencegah proses penuaan dini, obesitas, dan terjadinya kanker.

Pola konsumsi harian masyarakat “zona biru”, sangat kontras dengan menu favorit generasi muda di Indonesia. Saat ini mayoritas anak muda menggandrungi makanan siap saji dengan minuman yang bercita rasa manis. Meski rasanya lebih nikmat dan praktis, namun kandungan kalori, lemak, dan garamnya di atas rata-rata makanan lain pada umumnya. Dalam jangka waktu tertentu,pola makan “tidak sehat” seperti itu dapat memantik terjadinya PTM dan penuaan dini.

Mungkin terkait situasi lingkungan, masyarakat “zona biru” terbiasa melakukan aktivitas fisik. Hampir semua giat kehidupan sehari-hari, dilakukan dengan berjalan kaki. Tidak mengherankan, banyak lansia di sana yang masih mampu melakukan pekerjaan harian secara mandiri. Realita itu sangat berlawanan dengan kondisi di Indonesia saat ini. Menurut suatu riset, masyarakat Indonesia “dinobatkan” menduduki peringkat pertama sebagai pejalan kaki termalas di dunia. Rata-rata hanya 3513 langkah dalam sehari. Warga Hongkong melakukannya sebanyak 6.880 langkah, sedangkan rata-rata penduduk duniamencapai 4.961 langkah dalam sehari. Lift jembatan penyeberangan orang yang semula diutamakan bagi kaum lansia dan difabel, ternyata lebih banyak dimanfaatkan para generasi muda.

Ada “pelajaran” lainnya dari “zona biru”. Iklim kehidupan berbasiskan agama, interaksi sosial yang kuat, dan memiliki tujuan hidup yang jelas, sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Bagi sebagian orang, menjadi tua adalah suatu keniscayaan. Tetapi tidak semuanya akan mampu dilalui dengan sukses mencapai kualitas hidup yang baik. Semoga “zona biru” bisa menginspirasi.

—–o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, Tips, update, wawasan

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Film Terakhir Fast & Furious Tayang 2027, Vin Diesel: Brian Kembali Hadir

1 Juli 2025 By admin

Makepung, Pacuan Kerbau Pelestari Tradisi dan Identitas Budaya Bali

1 Juli 2025 By admin

Jazz: Simbol Kebebasan, Pemberontakan, dan Pertukaran Budaya Global

1 Juli 2025 By admin

Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026

30 Juni 2025 By admin

AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza

30 Juni 2025 By admin

Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital

30 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan

30 Juni 2025 By admin

Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

30 Juni 2025 By admin

Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Akhiri Pesta Pernikahan Megah Selama Tiga Hari di Venesia

30 Juni 2025 By admin

Membuka Pintu Keberkahan Rezeki, Belajar Dari Kisah Abdurrahman bin Auf RA

30 Juni 2025 By admin

Yoan Bonny Segera Bergabung dengan Inter Milan dari Parma

30 Juni 2025 By admin

Marc Marquez Juarai MotoGP Belanda 2025, Samai Rekor Giacomo Agostini

30 Juni 2025 By admin

Waspada Empat Hal yang Meracuni Hati

29 Juni 2025 By admin

Katy Perry Absen dari Pernikahan Jeff Bezos dan Lauren Sánchez

29 Juni 2025 By admin

Riuhnya Festival Kuda Tradisional Cibogo, Warisan Budaya Rakyat Sumedang

29 Juni 2025 By admin

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • 10 Film Terbaik Tahun 2025, dari Horor Distopia hingga Blockbuster Superhero
  • Kunjungan Presiden Prabowo ke Saudi Perkuat Kerja Sama Strategis di Bidang Haji
  • Menkes Ajak BGN Perkuat Intervensi Gizi Ibu Hamil untuk Tekan Angka Stunting
  • Kalahkan Juventus 1-0 Real Madrid Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub
  • Presiden Prabowo ke Arab Saudi, Bahas Isu Timur Tengah dan Kampung Haji

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.