
Jombang (Trigger.id) – Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Quran, KH. Abdul Hadi Yusuf menegaskan, sebagai lembaga yang memprioritaskan pada pendidikan Al Quran dan juga ilmu pengetahuan dan teknologi, Madrasatul Quran terus berbenah meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman sekaligus memenuhi sebagian harapan wali santri.
“Kami terus melakukan inovasi dan pengembangan yang kami sebut sebagai pendidikan yang memiliki diferensiasi,” ucap Gus Didik panggilan akrab KH. Abdul Hadi Yusuf saat menyampaikan kata sambutan pada acara Wisuda Hafidz ke XXXIV dan dan Khotmil Qur’an Binnadhar XXXII, Ahad (24/12/2023) di kompleks PP Madrasatul Quran Tebuireng Jombang.
Tentang sejauhmana keberhasilan PP Madrasatul Quran melaksanakan pendidikan utamanya pendidikan Al Quran, Gus Didik menyampaikan pesantren yang dipimpinnya telah mendapat predikat Sekolah Adiwiyata. Predikat atau penghargaan Adiwiyata diberikan kepada sekolah yang telah berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah melalui 6 perilaku ramah lingkungan hidup: – Kebersihan, sanitasi, fungsi drainase. – pengelolaan sampah. – penanaman dan pemeliharaan pohon
“Dengan penghargaan tersebut siswa atau santri-santri dapat belajar dengan nyaman dan rekreatif,” sambung Gus Didik.
Tujuan PP Madrasatul Quran menurut Gus Didik, tak hanya mengejar predikat Adiwiyata tetapi bagaimana menjadikan santri memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungannya dan membangun karakter atau akhlak yang baik (Akhlaqul Karimah).
“Ke depan kami sedang siapkan Ma’had ‘Ali, pendidikan yang setara dengan pendidikan S1 yang khusus mendalami ilmu-ilmu Al Quran atau tafsir serta banyak yang ingin Madrasatul Quran juga membangun Pesantren Putri. Mohon doanya agar keinginan tersebut segera terwujud,” tutup Gus Didik yang diamini Wali wisudawan yang hadir saat itu.
Sementara pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH. Abdul Hakim Mahfudz bercerta, dari awal pesantren Tebuireng didirikan selalu saja ada santri yang menghafal Al Quran. “Ini terjadi sejak tahun 1900-an, dan baru betul-betul terwujud ketika Pesantren Tebuireng Jombang dipimpin KH. Yusuf Hasyim. Dan Bulan Desember 1972 berdirilah Madrasatul Quran di lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini,” urai Gus Kikin panggilan akrab KH. Abdul Hakim Mahfudz.
Menurut Gus Kikin, diantara beberapa kompleks di pesantren Tebuireng yang paling pesat perkembangannya adalah Madrasatul Quran. “Ini yang paling maju,” tegas Gus Kikin.
Gus Kikin juga memberikan ucapan selamat untuk 506 wisudawan dan orang tua masing-masing. “Anda para orang tua santri tak hanya dimuliakan oleh Allah di dunia namun juga akan mendapat anugerah mahkota di akhirat kelak,” ucap Gus Kikin.
Acara wisuda ratusan tahfidz dan binnadhar PP Madrasatul Quran, juga dihadiri rektor Universitas Islam Malang, Prof Dr Maskuri MSi.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Maskuri MSI yang juga salah seorang alumni PP Tebuireng Jombang mengatakan, para santri PP Madrasatul uran adalah layak disebut Kuunu robbaniyah, generasi robbani yang senantiasa belajar ilmu Al Quran, mendalami, mempelajari dan memaknai Al Quran.
“Mereka yang setiap saat menggeluti Al Quran sungguh akan dimuliakan Allah. Di dunia saja sudah dimuliakan apalagi di akhirat kelak'” ucap Maskuri.
Maskuri juga menambahkan, hafidz Quran adalah agen perubahan karena mereka mengusung perubahan dan senantiasa menjaga kebenaran berdasarkan Al Quran. Mereka akan menjadi pembimbing orang lain yang salah dalam memandang sesuatu. Dengan pendekatan Al Quran semuanya akan berakhir dengan damai dan indah.
“Saya yakin dengan generasi robbani yang dihasilkan PP Madrasatul Quran. Mereka memiliki jiwa dan semangat yang kuat apapun terpaan dan gelombangnya,” tegas Maskuri.
Maskuri yakin, para wisudawan PP Madrasatul Quran inilah calon atau kader pemimpin masa depan sesungguhnya. Karena dengan ilmu Al Quran yang dimiliki mereka tak mudah goyah dan tidak lemah secara fisik. “Mukmin yang kuat memiliki benteng berupa Al Quran. Inilah orang yang kuat dan profesional serta memiliki tanggungjawab dunia akhirat,” pungkas Prof. Dr. Maskuri. (ian/zam)
Tinggalkan Balasan