
“Saya tidak senang jika Allah memberikan jatah umur di dunia hanya sebentar (baca: mati muda), karena saya tidak bisa menyaksikan banyaknya nikmat Allah di dunia ini”
Oleh: Isa Anshori (Pemred Trigger.id)

Orang yang telah memutus keinginannya untuk memiliki harta dunia sebanyak-banyaknya (tamak) meskipun harta tersebut disukainya, pasti disukai Allah.
Sama halnya dengan ketika seseorang memutus keinginanannya untuk memiliki sesuatu yang sekiranya sesuatu tersebut mengganggu orang lain, pasti ia akan disenangi banyak orang.
Contohnya, ketika kita memiliki anak untuk kita titipkan kepada kawan agar bisa bekerja di seuah perusahaan tertentu terserah bagaimana caranya, pasti hal tersebut pasti akan mengganggu perasaan orang yang kita titipi.
Jadi intinya barang siapa yang tidak tamak pasti tidak mengganggu pikiran orang lain dan pasti banyak orang yang menyenanginya.
Menurut sahabat Ali Bin Thalib RA, “Jika kamu ingin menikmati keinginan dunia mustinya dengan ditakdirkannya kamu menjadi orang Islam itu sudah cukup”. Artinya jika Allah menjadikan kita ini muslim, sesungguhnya hal itu sebuah nikmat yang luar biasa.
Kita ini ditakdirkan oleh Allah untuk hidup di dunia kemudian Allah memberikan jatah umur yang panjang, maka hal tersebut merupakan kenikmatan yang luar biasa. Karena kita bisa menyaksikan betapa banyak nikmat yang sudah diberikan Allah kepada umatnya.
Sahabat Ali Bin Abi Thalib RA pernah berkata, “Saya tidak senang jika Allah memberikan jatah umur di dunia hanya sebentar (baca: mati muda), karena saya tidak bisa menyaksikan banyaknya nikmat Allah di dunia ini”.
Tetapi manusia itu unik. Mereka diberikan usia yang panjang bukannya bersyukur tetapi malah berbuat sesuatu yang merugikan atau mengganggu pikiran orang lain. Misalnya hutang.
Tentang hutang ini ada ulama fiqih yang berpendapat, hutang yang halal adalah hutang yang jumlahnya tidak melebihi aset yang dimiliki. Jadi jika ada orang yang berhutang melebihi aset yang dimiliki, maka orang tersebut boleh dipenjara.
Jadi ketika kita ini ditakdirkan oleh Allah hidup di dunia, ini sudah merupakan kenikmatan yang luar biasa. Apalagi ditakdirkan oleh Allah menjadi orang Islam.
Kita hidup di dunia ini bisa menyaksikan betapa Allah itu memberikan kenikmatan harta setiap orang itu berbeda-beda. Kita bisa melihat ada sebagian orang kaya raya. Tetapi sebaliknya banyak yang hidupnya diliputi banyak hutang dan seterusnya.
Kita bisa hidup, bisa bangun dari tidur, bisa tabayun dan seterunya, itu semua nikmat Allah yang luar biasa.
Meskipun Allah menakdirkan diri kita dengan berbagai macam ujian. Misal anak tidak nurut, punya istri berani sama suami, tidak disenangi tetangga, tidak memiliki harta yang cukup dan seterusnya, hal tersebut tidak menjadi masalah asal kita bisa mensyukuri dan menikmati takdir Allah tersebut.
Allah menjadikan kehidupan yang bermacam ini semua bisa kita nikmati dan kita pahami. Profesor tidak bisa menjadi presiden, anak petani bisa menjadi menteri, anaknya kiai tidak musti jadi kiai. Itu semua karena keinginan dari Allah. Kita tidak boleh protes. Karena hal tersebut hak prerogatif Allah.
Tinggalkan Balasan