
“Ketika kita meminta tetapi Allah SWT belum mengabulkan permintaan kita, itu harus kita maknai sebagai bentuk kasih saya Allah”
Oleh: KH. Agoes Ali Masyhuri (Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat)

Dunia ini adalah milik Allah SWT. Jika kita menginginkannya mintalah kepada pemilknya. Untuk memintanya agar lebih cepat dikabulkan, mintalah pada saat sepertigra malam terakhir.
Kita harus banyak belajar dari masa lalu, hiduplah pada masa kini dan sekaligus rencanakan untuk kehidupan masa depan.
Orang yang beriman, sehat dan benar, akan mampu menjadikan masa lalu sebagai sebuah mimpi indah. Dan menatap masa depan dengan penuh harapan. Sebagaimana firman Allah SWT di Surat Al Maidah ayat 17:
وَلِلَّهِ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Penegasan ayat tersebut diperkuat dengan firman Allah di surat Ali Imron ayat 109:
وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرْجَعُ ٱلْأُمُورُ
Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.
Ayat tersebut penting untuk kita yakini, karena keyakinan melebihi dari ilmu pengetahuan.
Ungkapan “mulkus-samaawaati wal ardhi dalam Al Quran terulang sampai 18 kali tersebar dalam beberapa ayat. Dan ini merupakan bentuk penegasan bahwa harta kita itu sejatinya milik Allah SWT.
Kedua ayat tersebut (QS Al Maidah 17 dan Ali Imron 109) memberikan penegasan bahwa bumi dan seisinya termasuk jagat raya ini mutlak milik Allah. Namun sarana dan pra sarana yang ada di alam ini dperuntukkan untuk kehidupan manusia. Sebagaimana firman Alah di surat Al Baqarah ayat 29:
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Harta bukan jaminan kebahagiaan tetapi harta hanya sebagai sarana mencapai kebahagiaan.
Janganlah fokus pada utusan harta dunia, tetapi fokuslah untuk menjadikan harta tersebut sebagai sarana menggapai kebahagiaan di akhirat kelak.
Orang bilang bahwa harta tidak dibawa mati, tetapi harta bisa kita jadikan tabungan di akhirat nanti dengan cara membelanjakannya di jalan yang diridoi Allah SWT.
Tinggalkan Balasan