
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, “Amalan apakah yang paling dicintai Allah?”
Oleh: Habib Ahmad Al Habsyi

Abdullah Ibnu Mas’ud adalah salah seorang sabahat terdekat Rasulullah SAW. Sehingga beliau banyak sekali menyampaikan apa yang ia dapatkan langsung dari Rasulullah. Baik itu perbuatan Nabi, ucapan dan ketetapan Nabi terhadap suatu masalah. Ibnu Mas’ud berkhidmah / melazimi semua apa yang ia dapatkan dari Rasulullah SAW.
Dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud ini beliau berkata:
سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Artinya: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, “Amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Mendirikan shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya kembali, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku bertanya kembali, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari).
Begitulah apa yang selama itu dilakukan para sahabat utama Rasulullah SAW, termasuk Ibnu Mas’ud yang memiliki perhatian besar terhadap amalan-amalan yang membuatnya dekat dengan Allah dan amalan-amalan yang membuat kecintaan Allah SWT terhadap diri mereka.
Buktinya dari pertanyaan-pertanyaan mereka kepada Nabi. Ada sahabat Nabi yang bertanya, bagaimana caranya masuk ke dalam surga. Ada lagi yang datang kepada Nabi dan bertanya, bagaimana agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT.
Ini semua menunjukkan besarnya perhatian mereka. Jika mereka bersalah dan berbuat dosa maka mereka segera datang kepada Nabi Muhammad SAW, meminta jawaban bagaimana agar Allah SWT mengampuni dosa-dosanya. Dan begtulah apa yang selama itu dilakukan para sahabat-sahabat Nabi.
Dari contoh hadist yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud tadi kita bisa mengambil pelajaran, bahwa jangan hanya bertanya untuk hal-hal yang sifatnya duniawi saja, tetapi bertanyalah kepada orang-orang berilmu tentang apa amalan-amalan yang bisa mendatangkan kecintaan Allah.
Kalau kita merasa banyak bersalah dan berbuat dosa maka datanglah ke para ulama untuk mencari tahu bagaimana agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. Jangan-jangan istighfar yang sudah kita lakukan selama ini belum benar dan ternyata kita belum mendapat ampunan dari Allah SWT.
Jadi selain permasalah dunia, kita harus juga memperhatikan permasalah akhirat.
Boleh saja kita datang ke ulama untk didoakan agar pekerjaan kita lancar dan sebagainya, tetapi jangan lupa pikirkan juga soal kepentingan akhirat. Datang ke orang shaleh minta didoakan agar menjadi orang lebih taat dan menjadi orang yang makin dekat dengan Allah. Ini karena hidup kita di dunia ini tidak lebih dari 40, 50 atau 60 tahun. Sebaliknya kehiduoan di akirat nanti kekal selamanya dan jangan sampai kehidupan di akhirat nanti menjadi kehidupan yang tidak menyenangkan. Naudzubillah..
Sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud tersebut adalah penghafal Al Quran, dan sampai-sampai ia berkata, “koq tidak ada ayat yang diturunkan lagi kecuali aku tidak mengetahui dimana dan kapan ayat tersebut diturunkan”. Beliau ahli Quran dan ia tidak berhenti untuk mencari tahu tentang amalan-amalan yang membuatnya dicintai oleh Allah SWT.
Ibnu Mas’ud bertanya kepada Rasulullah,
سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Artinya: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, “Amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Mendirikan shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya kembali, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku bertanya kembali, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari).
Hadist ini simpel tetapi menjelaskan tentang amalan yang paling dicintai Allah SWT. Misal, kita kerja di pabrik dan melakukan sesuatu yang membuat pemilik pabrik senang, maka pasti si pemilik pabrik itu akan cinta pada Anda. Begitu juga hubungan antara anak dan orang tua. Jika kita mengerjakan sesuatu yang disenangi lorang tua, maka cinta orang tua tersebut pasti akan bertambah kepada kita.
Manusia kalau dirinya dicintai Allah, maka hidupnya akan dirahmati dan dibimbing oleh Allah. Dan jika sudah begitu, ketika ia meninggal dunia Insya Allah meninggal dengan husnul khatimah. Dan orang kalau sudah dicintai oleh Allah, maka ia akan ditempatkan di surganya Allah SWT.
Dan kita harus berterima kasih kepada Abdullah Ibnu Mas’ud, sehingga kita mengetahui amalan-amalan yang mendatangkan cinta Allah kepada kita.
Tinggalkan Balasan