
Surabaya (Trigger.id) – Sebagai manusia kita tidak tahu kapan kita akan meninggalkan alam dunia ini. Selain itu, kita juga tidak bisa menghitung berapa banyak bekal yang kita kumpulkan untuk ‘hidup’ di alam barzah nanti dan juga berapa banyak dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan yang harus kita pertanggungjawabkan kelak.
Meskipun begitu, kita tetap bisa mengingat-ngingat dan mengukur, perbuatan mana yang masuk ke dalam perilaku yang mengundang pahala dan mana yang mengundang dosa. Hati kecil atau kalbu kita pasti bisa merasakan. Ini perbjuatan dosa atau sebaliknya.
Ketika dosa tengiang-ngiang dalam ingatan dan sesal menghantui kita, kita tentu ingin segera memperbaiki diri atau bertobat.
Namun, kadang kala perasaan pesimis menghinggapi dan menghadang kita untuk bertobat. Kita juga terus bertanya-tanya, apakah Allah masih berkenan mengampuni dosa-dosa kita?.
Menurut Al Imam Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya;rani, tobat adalah kembalinya manusia dari jalan yang tercela atau perbuatan dosa ke jalan yang dicintai-Nya atau jalan kebenaran. Allah SWT berfirman:
وَٱلَّذَانِ يَأْتِيَٰنِهَا مِنكُمْ فَـَٔاذُوهُمَا ۖ فَإِن تَابَا وَأَصْلَحَا فَأَعْرِضُوا۟ عَنْهُمَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
Artinya: Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Pada ayat berikutnya (An Nisa ayat 17) Allah SWT menerangkan bagaimana Allah menerima tobatnya seseorang.
إِنَّمَا ٱلتَّوْبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya: Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Ayat tersebut menjelaskan syarat dan waktunya bertaubat. Mengutip Tafsir Ibnu Katsir, syarat terpenting taubat berawal dari perbuatan dosa itu berasal dari kelalaian, tidak tahu dampak buruknya dan akibat mengikuti hawa nafsu. Syarat kedua, taubat harus segera dilakukan setelah kurang lebih mengetahui buruknya dosa dan penyesalan. (ian)
Disarikan dari berbagai sumber
Tinggalkan Balasan