
“Wahai Fathimah, bukankah aku sudah memintamu untuk mengganti pakaian Sang Khalifah?” Fathimah menjawab, “Ia tidak memiliki pakaian lain untuk salin.” (Abu Nu’aim al-Ashbahani, Hilyatul Auliya wa Thabaqathul Ashfiya, 2019: juz V, halaman 207).
Penulis : Muhammad Abror (alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon)

Gaya pemerintahan Umar bin Abdul Aziz memang selalu menjadi teladan bagi umat, terutama untuk para pejabat negara dalam memegang amanah sebagai pemimpin rakyat. Sikap zuhud khalifah dari Bani Umayyah ini merupakan teladan yang paling menonjol dan sering disampaikan dalam beberapa kesempatan. Menjadi pejabat tertinggi di pemerintahan justru membuatnya sangat khawatir bersentuhan dengan uang rakyat.
Umar bin Abdul Aziz juga dijuluki Umar II, sebab ia mewarisi karakter sang kakek, Umar bin Khattab. Adil, jujur, dan tegas, adalah sifat-sifat yang menonjol dalam diri Sang Khalifah. Yang tidak kalah penting untuk disampaikan di sini adalah sifat zuhudnya. Menjabat sebagai khalifah tidak dijadikan dia sebagai kesempatan untuk menikmati kemewahan fasilitas negara. Bahkan, ia kerap bersikap keras terhadap diri sendiri. Seolah ia menghukum dirinya karena telah dianugerahi kemewahan duniawi. Begitu menjabat sebagai khalifah, hal pertama yang ia lakukan adalah melakukan pembenahan di lingkungan istana. Ia menjual semua barang-barang mewah di istana dan uangnya diberikan untuk kas negara. Ia juga mencabut fasilitas-fasilitas mewah dari seluruh aparatur pemerintah. Tak jarang pula ia melengserkan para petinggi negara yang korup. Upaya Umar ini banyak menuai protes, namun hal itu tak mengubah keputusannya.
Pernah sekali waktu Maslamah bin Abdul Malik menjenguk Umar saat sedang sakit. Ia dikejutkan ketika melihat pakaian Sang Khalifah begitu kotor. Maslamah kemudian berkata kepada Fathimah binti Abdul Malik, istri khalifah, “Wahai Fathimah, bersihkan pakaian Sang Khalifah. Jangan dibiarkan sampai kotor seperti itu.” Fathimah menjawab, “Akan aku lakukan, insya Allah.” Keesokan harinya, Maslamah kembali menjenguk Umar dan melihat masih memakai baju kotor seperti kemarin. “Wahai Fathimah, bukankah aku sudah memintamu untuk mengganti pakaian Sang Khalifah?” Fathimah menjawab, “Ia tidak memiliki pakaian lain untuk salin.” (Abu Nu’aim al-Ashbahani, Hilyatul Auliya wa Thabaqathul Ashfiya, 2019: juz V, halaman 207).
Kezuhudan Umar banyak mendapat apresiasi dari para ulama. Makhul asy-Syami, seorang ulama terkemuka dari Suriah, pernah berkata, “Aku bersumpah, belum pernah aku melihat orang yang lebih zuhud dan takut kepada Allah selain Umar bin Abdul Aziz.” Malik bin Dinar pernah berkata, “Ketika orang-orang mengaku, ‘Saya zuhud,’ maka tidak ada yang lebih zuhud kecuali Umar bin Abdul Aziz.”
Ibnu Abdul Hakam pernah berkata, “Begitu Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah, ia menjadi sosok yang sangat zuhud, meninggalkan kemewahan dunia, makan pun hanya dengan lauk seadanya.”
Sumber: NU Online
Tinggalkan Balasan