
“Jantung tersebut mengeluarkan darah dan denyut nadinya ternyata mengeluarkan bunyi lafadz Allah… Allah…. Allah.”
Oleh: Dr. K.H. Arrazy Hasyim, Lc., S.Fil.I., MA.Hum

Dalam suatu riwayat diceritakan, Rasulullah SAW bersabda, “Nanti di akhirat ada seseorang yang dihisab atau dihitung amal perbuatannya oleh Allah SWT..
Ketika cacatan kehidupannya dibuka, semua berisi dosa. Mulai dari remaja sampai ia meninggal, semuanya berisi dosa, dan akhirnya Malaikat Azab menyeretnya masuk ke dalam neraka.
Tetapi ketika mendekati pintu neraka, Allah bertitah atau berkhithob, wahai malaikatku, sudahkan engkau memeriksa dadanya. Belum kata malaikat. Karena itu bedahlah dadanya, lihat jantungnya, dan denyutnya mengeluarkan kalimat apa.
Lalu para malaikat membedah dan mengeluarkan jantungnya. Jantung tersebut mengeluarkan darah dan denyut nadinya ternyata mengeluarkan bunyi lafadz Allah… Allah…. Allah. Padahal selama hidup orang tersebut bermaksiat dan berbuat dosa. Membunuh orang, mencuri, berzina dan semua maksiat pernah dilakukan orang tersebut. Kecuali satu, ia tidak syirik atau tidak menyekutukan Allah.
Di akhir hayatnya, ia bertemu Wali Allah yang mengajarkan dzikrullah atau ingat Allah. Dzikirnya masuk ke dalam kalbu dan nadinya dan bergetar, sebagaimana firman Allah:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Surat Al-Anfal Ayat 2)
Dzikir tersebut merasuk dan menyatu dengan denyut kalbunya. Diambillah getaran kalbu tersebut dan ditimbang lalu dibandingkan dengan dosa maksiat yang selama hidup dikerjakan orang tersebut.
Awalnya hanya getaran kalbu yang menyebut nama Allah saja yang diambil dan ternyata timbangannya belum sepadan dengan dosa-dosa yang telah dilakukan. Lalu kalbu yang masih terus berdenyut menyebut nama Allah tadi diambil untuk ikut ditimbang, dan akhirnya beratnya melebihi berat dosa-dosanya.
Melihat hal yang demikian, Malaikat Azab membuka borgol orang tersebut dan ganti Malaikat Rahmat yang membimbingnya untuk masuk ke dalam surga, karena Allah telah mengampuni segala dosa-dosanya.
Karena itu, untuk para guru atau pendidik, jangan putus asa untuk mendidik dan membimbing para murid-muridnya. Kita sering menjumpai santri badung ketika belajar, tetapi menjadi sholeh ketika keluar dari pesantren. Sebaliknya, kita sering melihat santri sholeh, tetapi menjadi stres karena ia merasa sudah pintar dan sholeh. Ilmunya belum mencapai tazkiyah.
Wahai para guru, jangan mengulang kesalahan seorang rahib yang memvonis bersalah orang yang membunuh 99 orang, tetapi jadilah seorang Wali meskipun tinggal di daerah terpencil yang bisa menerima seseorang yang telah membunuh 100 orang termasuk membunuh sang Rahib. Semoga kita bisa menjadi asbab (penyebab) orang-orang untuk bisa mendapatkan hidayah.
Tinggalkan Balasan