
Jakarta (Trigger.id) – Ketua Komisi Infokom MUI, Drs. Mabroer M.S menuturkan bahwa penyebutan Mujahid Digital merupakan bagian dari upaya “ar-rujuu’ ilal haq” dari pemaknaan yang kerap salah tentang jihad.
“Jangan sampai istilah jihad disalah artikan dan dipersempit maknanya. Padahal kata jihad sudah akrab di telinga umat Islam, hanya saja hari ini terjadi mispersepsi pemaknaan kata tersebut,” jelas Mabroer dalam pembukaan “Kongres Mujahid Digital” di Jakarta, 16 September 2022 lalu.
Kata jihad secara semantik pada awalnya tidaklah berkaitan dengan perang karenanya makna jihad mencakup pemahaman yang luas.
Sehingga jihad memiliki bentuk yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan umat Islam yang kesemuanya bertujuan untuk kemuliaan agama dan menegakkan kalimat Allah dimuka bumi. Karenanya, memberantas kebodohan, kemiskinan dan penyakit adalah jihad yang tidak kurang pentingnya dari pada mengangkat senjata.
Ilmuwan berjihad dengan memanfaatkan ilmunya, karyawan berjihad dengan bekerja dan berkarya yang baik, guru dengan pendidikannya yang sempurna, pemimpin dengan keadilannya, pengusaha dengan kejujurannya dan seterusnya.
Jihad dalam makna seperti inilah yang perlu dimunculkan sebagai sebuah pemahaman bersama yang kemudian diisi dengan semangat amaliyyah. (ian)
Tinggalkan Balasan