
Dalam pandangan Islam, kecerdasan tidak hanya diukur dari kecerdasan intelektual, tetapi juga dari kecerdasan spiritual dan moral. Orang yang cerdas adalah mereka yang mampu memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan mereka untuk kebaikan di dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Dalam ajaran Islam, orang yang cerdas (ذكي) menurut Allah dan Rasulullah ﷺ adalah orang yang memikirkan dan mempersiapkan kehidupan setelah kematian. Hal ini didasarkan pada beberapa hadis dan ayat Al-Qur’an.
- Berpikir Jauh ke Depan dan Memikirkan Akhirat: Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah.” (HR. Tirmidzi)
- Memanfaatkan Waktu dengan Bijak: Islam mengajarkan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak, sebagaimana dalam Al-Qur’an: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Asr: 1-3)
- Memiliki Ketakwaan dan Kesabaran: Orang yang cerdas dalam pandangan Islam adalah mereka yang bertakwa kepada Allah dan bersabar dalam menghadapi cobaan hidup. “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
- Menghindari Perbuatan Sia-sia: Orang yang cerdas menghindari perbuatan sia-sia dan memfokuskan diri pada hal-hal yang bermanfaat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak berguna baginya.” (HR. Tirmidzi)
Dalam Islam, keseimbangan antara kecerdasan ruhani (spiritual) dan kecerdasan sosial merupakan aspek penting untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Kedua jenis kecerdasan ini saling melengkapi dan mendukung satu sama lain.
Kesadaran akan kehidupan setelah kematian mendorong seseorang untuk hidup dengan tujuan yang lebih tinggi dan lebih bermakna. Mereka yang cerdas secara ruhani selalu mempersiapkan diri untuk hari akhir dengan melakukan amal shaleh dan menjauhi perbuatan maksiat. (zam)
Tinggalkan Balasan