
Surabaya (Trigger.id) – Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak belakangan ini tidak perlu ditakuti secara berlebihan dengan menghindari makan daging.
Pakar Universitas Airlangga, Prof Dr Mustofa Helmi Effendi drh DTAPH dari Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, memberikan edukasi terkait PMK dan penanggulangannya.
Virus ini berasal dari hewan berkuku belah dari negara yang belum bebas PMK, bukan dari daging. Indonesia yang mengimpor daging dari India dan Brazil sudah melalui proses impor yang legal dan sudah dilakukan pengecekan oleh Rumah Potong Hewan (RPH).
“Penyebaran PMK bukan berasal dari daging. Silahkan dimakan, aman, tetapi direbus atau dilayukan dahulu. Merebus maupun melayukan dapat mematikan virus penyebab PMK yang ada pada hewan berkuku belah yang sering dikonsumsi seperti sapi, kambing, dan domba,” jelas Prof Mustofa Helmi Effendi dikutip dari laman resmi Unair, Kamis (12/5/2022).
Ia menyampaikan, ada kemungkinan illegal import hewan berkuku belah kecil seperti kambing atau domba yang membawa PMK ini merebak di Jatim dan Aceh. Namun virus penyebab PMK akan mati dalam suhu tinggi sehingga hewan dengan PMK masih aman dikonsumsi dan tidak menular kepada manusia.
Meski hewan dengan PMK aman untuk dikonsumsi dan tidak menular kepada manusia, Prof Mustofa mengimbau agar para peternak bersama-sama berjuang mencegah PMK menyebar lebih luas. Sebab, tingkat kematian hewan khususnya pada hewan yang berumur muda akibat PMK cukup tinggi.
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yaitu dengan melakukan desinfektan kandang secara teratur. Kedua, jika terjadi wabah penyakit pada suatu kandang harus dilakukan karantina pada kandang tersebut. Hal itu untuk mencegah penyakit semakin menyebar secara luas.
Ketiga, jangan keburu menjual hewan yang baru sembuh dari PMK. Ingat, PMK merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya setelah 14-21 hari, namun sapi bisa menularkan PMK hingga satu tahun setelah sembuh bahkan kerbau bisa menularkan hingga lima tahun setelah sembuh.
Prof Mustofa menyampaikan diperlukan dana besar agar Indonesia bebas PMK yakni dengan melakukan vaksinasi yang masif. “Maka dua sampai tiga tahun ke depan bisa bebas PMK,” pungkasnya. (kai)
Tinggalkan Balasan