
Surabaya (Trigger.id) – Direktur Pesantren Alquran Nurul Falah Surabaya, Dr. KH. Umar Jaeni menyampaikan, dimanapun santri berada harus memiliki DNA pendidik yang muaddib (orang-orang yang mengajarkan adab) meskipun mereka tidak harus menjadi guru.
“DNA itu harus mengalir dalam darah, jiwa dan tubuh. Sehingga tidak akan pernah lupa apa yang menjadi pembelajaran yang kalian peroleh selama 4 tahun,” tutur Umar dalam acara pelepasan empat santri penghafal Alquran binaan LAZIS Nurul Falah Surabaya, Rabu (6/7/2023).
Sementara Direktur LAZIS Nurul Falah, Achmad Fatkhurrozi mengatakan, kelulusan empat santri Pesantren Tahfidz Leader angkatan I tersebut, menjadi langkah awal bagi mereka untuk menuju tantangan sesungguhnya.
“Empat santri tersebut telah mendapatkan beasiswa pendidikan selama empat tahun,” tambah Rozi.
Ia juga berharap, kelulusan santri menjadi penyemangat mereka dalam belajar dan mengamalkan alquran dimanapun tempatnya
Achmad Fatkhurrozi juga menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada donatur yang telah mendukung program “Beasiswa Santri Tahfidz Leader Nurul Falah” hingga meluluskan angkatan pertama.
“Semoga menjadi santri yang cakap membaca Alquran dan menjadi pemimpin di tempatnya masing-masing. Terima kasih donatur yang mendampingi selama 4 tahun, semoga menjadi jariyah buat panjenengan semua. Amin.” jelasnya.
Sedangkan Ustadz Imam Sonhaji sebagai musyrif PTL berpesan, empat santri yang sudah bertahan dari belasan santri angkatan pertama kami mengucapkan terima kasih sudah bertahan.
“Ilmu-ilmu yang diajarkan di PTL secara positif semoga membekas di dalam diri kalian. Jadilah orang-orang hebat pada profesi yang kalian ambil.” imbuhnya.
Mahasiswa yang menjadi santri PTL dengan berbagai lini keilmuan dan profesi yang diinginkan.
(nf/zam)
Tinggalkan Balasan