

Tatkala menapakkan kaki di Kota Madinah, para jamaah haji seolah tak ingin melewatkan sedikitpun berkah yang terpancar dari Masjid Quba. Masjid yang pertama kali didirikan Rasulullah SAW ini, meski letaknya tak jauh dari jantung Madinah, begitu dekat pula dengan hati mereka yang merindu jejak perjuangan Sang Nabi. Di situlah, ziarah menjadi perenungan, dan setiap langkah menjadi saksi cinta kepada sang pembawa risalah suci.
Masjid Quba adalah salah satu situs paling bersejarah dan penuh berkah dalam perjalanan Islam. Terletak di pinggiran kota Madinah, masjid ini menjadi tujuan utama ziarah para jamaah haji dan umrah, termasuk dari Indonesia, karena keutamaan dan nilai spiritual yang luar biasa yang melekat padanya.
Masjid Quba didirikan oleh Rasulullah Muhammad SAW pada tahun 1 Hijriah, saat beliau melakukan hijrah dari Makkah menuju Madinah. Ketika tiba di perkampungan Quba, sekitar 3 km dari pusat kota Madinah, Rasulullah menetap di sana selama empat hari, dari Senin hingga Jumat. Dalam masa singkat itu, beliau bersama para sahabat mendirikan masjid pertama dalam sejarah Islam—yang kelak dikenal sebagai Masjid Quba.
Masjid ini bukan hanya bangunan biasa, tapi simbol awal peradaban Islam yang berdiri di atas dasar takwa, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:
لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا۟ ۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُطَّهِّرِينَ
“Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.”
(QS. At-Taubah: 108)
Ayat ini secara langsung merujuk pada Masjid Quba, menjadikannya sebagai masjid yang penuh keberkahan dan didirikan dengan landasan iman dan ketulusan.
Keistimewaan dan Fadilah Masjid Quba
Masjid Quba memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT. Salah satu keistimewaannya adalah pahala shalat di dalamnya yang sebanding dengan pahala melaksanakan umrah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ فَصَلَّى فِيهِ صَلَاةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ
“Barang siapa yang bersuci (berwudhu) di rumahnya, kemudian datang ke Masjid Quba lalu shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah.”(HR. Ibnu Majah, Tirmidzi, dan lainnya – hadits shahih)
Hadits ini menunjukkan bahwa kunjungan ke Masjid Quba bukan hanya sekadar wisata religi, tetapi juga ibadah yang tinggi nilainya di sisi Allah. Tak heran jika Rasulullah SAW sendiri rutin mengunjungi Masjid Quba setiap hari Sabtu—baik dengan berjalan kaki maupun berkendara—untuk melaksanakan shalat di dalamnya.
Arsitektur dan Perluasan
Masjid Quba terus mengalami perluasan dan pemugaran, termasuk oleh para khalifah dan raja dari berbagai era. Saat ini, masjid memiliki desain yang indah dengan kubah putih yang menjadi ciri khas, area wudhu yang nyaman, serta fasilitas modern yang tetap mempertahankan nuansa spiritual dan kesederhanaannya.
Ziarah ke Masjid Quba bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga spiritual. Di tempat inilah Rasulullah memulai tonggak baru dakwah Islam yang berbasis komunitas dan ketakwaan. Bagi jamaah haji dan umrah, mengunjungi masjid ini adalah bagian dari memperkuat hubungan dengan sejarah Nabi dan meningkatkan keimanan melalui ibadah yang penuh keutamaan.
—0000—
*Jurnalis senior, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan