
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari Foto :BNPB
Jakarta (Trigger.id) – Pemerintah menegaskan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) bagi korban bencana hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat masih terus dilakukan secara terukur dan terkoordinasi. Langkah ini diambil untuk memastikan seluruh laporan korban hilang ditangani dengan serius dan akurat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan pelaksanaan SAR disesuaikan dengan data korban hilang yang dilaporkan di masing-masing daerah. Keputusan perpanjangan operasi tersebut merupakan hasil koordinasi intensif antara BNPB dan Basarnas, dengan mempertimbangkan perkembangan situasi di lapangan.
Meski di sejumlah wilayah laporan korban hilang telah dinyatakan nihil, tim Basarnas tetap disiagakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan ditemukannya korban di wilayah administratif lain yang berdekatan.
Di Aceh, operasi SAR masih berlangsung di enam kabupaten, yakni Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Tengah, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Nagan Raya. Sementara di Sumatera Utara, pencarian dilanjutkan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, serta Kota Sibolga. Adapun di Sumatera Barat, operasi masih berjalan di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Tanah Datar.
Pemerintah menegaskan setiap korban yang ditemukan akan melalui proses identifikasi ketat berdasarkan identitas dan alamat, kemudian dicocokkan dengan data kependudukan guna menjaga keakuratan data nasional dan mencegah pencatatan ganda.
Hingga perkembangan terbaru, tim SAR gabungan telah menemukan 66 korban meninggal dunia, terdiri dari 33 korban di Aceh, 19 korban di Sumatera Utara, dan 14 korban di Sumatera Barat. Pemerintah pun menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga para korban.



Tinggalkan Balasan