

Allah SWT sering bersumpah dengan waktu di dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan betapa penting dan berharga waktu tersebut. Salah satu yang paling terkenal adalah dalam Surah Al-‘Asr, di mana Allah bersumpah dengan masa:
وَٱلْعَصْرِ
Artinya: Demi masa.
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
Artinya: Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Artinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Allah SWT bersumpah dengan ‘ashr yaitu masa yang merupakan akhir usia manusia. Melansir pada buku Dahsyatnya Al-Ashr oleh Syafaat R. Selamet, masa tersebut ialah masa yang mengandung perkara-perkara yang menakjubkan dan pelajaran yang menunjukkan pada kekuasaan Allah dan hikmah-Nya.
Pada ayat pertama memiliki makna sumpah dan lanjutan dari ayat tersebut merupakan hal yang penting. Dalam ayat pertama tersebut, Ath-Thabary dalam tafsirnya menyebutkan wal ‘ashri adalah sumpah Allah yang menunjukan pada mengingat ad-dahri (waktu).
Sumpah Allah dengan waktu dalam ayat-ayat ini mengisyaratkan beberapa hal penting:
- Kehidupan Manusia Terikat oleh Waktu
Waktu adalah salah satu hal paling berharga dalam hidup manusia. Dengan bersumpah atas waktu, Allah ingin mengingatkan bahwa setiap detik dalam kehidupan kita sangat berharga. Masa yang berlalu tidak akan pernah kembali, dan manusia akan diminta pertanggungjawaban atas bagaimana ia menggunakan waktunya. - Kondisi Manusia Secara Umum
Allah menyatakan bahwa pada dasarnya manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang memiliki kriteria khusus: beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran. Ini menegaskan bahwa waktu harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang membawa manfaat baik duniawi maupun ukhrawi.
Surah Al-‘Asr, mencerminkan esensi kehidupan dan tujuan kita sebagai manusia. Dalam konteks ini:
- Kesadaran akan Kerugian: Allah menegaskan bahwa setiap manusia pada dasarnya mengalami kerugian, menunjukkan bahwa hidup tanpa tujuan yang jelas akan sia-sia. Ini menyoroti pentingnya refleksi diri dalam mengevaluasi tindakan kita.
- Keimanan: Beriman bukan hanya tentang keyakinan, tetapi juga mengajak kita untuk menjalankan ajaran agama dengan tulus. Iman yang kuat menjadi fondasi bagi amal yang baik.
- Amal Sholeh: Tindakan yang baik, baik dalam hubungan sosial maupun individu, adalah manifestasi dari iman. Amal sholeh mencakup berbagai aspek kehidupan, dari kebaikan terhadap sesama hingga ibadah kepada Allah.
- Saling Mengingatkan: Interaksi sosial yang positif sangat penting. Saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran berarti kita harus peduli terhadap satu sama lain, membantu memperbaiki diri dan meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai yang benar.
- Kesabaran: Dalam dunia yang penuh tantangan, kesabaran menjadi kunci untuk menghadapi ujian. Dengan saling mengingatkan dan mendukung, kita dapat melewati kesulitan dengan lebih baik.
Konteks kalimat ini mengajak kita untuk tidak hanya fokus pada kesuksesan duniawi, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama, memastikan bahwa setiap langkah kita membawa pada tujuan yang lebih tinggi.
—000—
*Akademisi UINSA Surabaya
Tinggalkan Balasan