
Surabaya (Trigger.id) – Rumah Anak Prestasi (RAP) Kota Surabaya telah menunjukkan keberhasilan luar biasa dalam mendukung anak-anak, termasuk anak-anak dengan disabilitas, untuk meraih prestasi di tingkat internasional. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan tiga anak disabilitas binaan RAP yang berhasil menyabet Juara 1, 2, dan 3 dalam ajang International Competition The 4th Gayatama pada kategori Drawing Competition for Disabilities.
Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan kemampuan individu mereka, tetapi juga mencerminkan efektivitas pembinaan dan dukungan yang diberikan oleh RAP. Prestasi ini menjadi inspirasi bahwa dengan bimbingan yang tepat, anak-anak dengan disabilitas juga dapat berkontribusi dan bersinar di tingkat global.
Kompetisi yang digelar oleh Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tersebut, berlangsung pada September – November 2024. Karenanya, karya seni yang dibuat anak-anak RAP berupa gambar yang mengisahkan tentang atlet-atlet disabilitas dunia saat mengikuti Paralympic.
Ketiga anak-anak disabilitas berprestasi itu, adalah Qurrata’ain Rizky Cahyani (14) yang memiliki kondisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan Autism Spectrum Disorder (ASD) berhasil meraih Juara 1. Vincent Winarto (14) yang memiliki kondisi ADHD dan ASD meraih Juara 2, dan Gilang Nugraha (17) yang memiliki kondisi ASD dan Slow Learner berhasil meraih Juara 3.
Seperti goresan gambar Qurrata’ain Rizky Cahyani atau yang akrab disapa Tata, ia tak hanya mengisahkan perjuangan para atlet Paralympic, tetapi menambahkan simbol-simbol tertentu melalui ornamen bunga. Seperti gambar bunga matahari yang dalam psikologi merupakan simbol disabilitas, dan honey flower simbol kekuatan wanita.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen memberikan akses yang setara bagi anak-anak disabilitas di Kota Pahlawan. Karenanya, pemkot mendirikan RAP di empat wilayah, yakni RAP Nginden Semolowaru, RAP Sonokwijenan, RAP Kedung Cowek, dan RAP Dukuh Menanggal Surabaya.
“Sebagai Kota Layak Anak, dengan askes setara ini diberikan keleluasaan kepada mereka dan keluarga untuk mengembangkan minat bakatnya. Dampaknya luar biasa, baik anak dan keluarganya kini terbuka, mereka pun menambah berjejaring dengan keluarga yang memiliki anak-anak disabilitas,” kata Anna.
Komitmen dalam pemenuhan hak anak di Kota Pahlawan ini, juga didukung oleh prestasi anak-anak disabilitas RAP. Tiga anak RAP berhasil memborong prestasi dalam ajang kompetisi seni Internasional.
“Mereka membawa nama harum Kota Surabaya melalui prestasi. Ini membuktikan mereka memiliki kesempatan yang sama, bisa mandiri, dan ke depannya diharapkan bisa juga membiayai kebutuhan hidupnya sendiri. Dengan RAP, tidak ada perbedaan, semuanya memiliki kesempatan yang sama,” tegasnya. (ian)
Tinggalkan Balasan