
Surabaya (Trigger.id) – Penyanyi pop ternama Taylor Swift baru-baru ini dipanggil sebagai saksi dalam kasus hukum yang melibatkan sahabat lamanya, aktris Blake Lively, dan aktor sekaligus sutradara Justin Baldoni. Sengketa ini mencuat setelah Lively mengajukan tuduhan pelecehan seksual dan tindakan balas dendam terhadap Baldoni, yang kemudian membalas dengan gugatan balik senilai $400 juta atas dugaan pencemaran nama baik terhadap Lively dan suaminya, Ryan Reynolds.
Nama Swift pertama kali muncul dalam dokumen pengadilan melalui bukti percakapan pesan teks antara Lively dan Baldoni. Dalam salah satu pesan, Baldoni menulis, “Aku sangat suka apa yang kamu lakukan. Ini benar-benar membantu. Membuatnya jauh lebih menyenangkan dan menarik. (Dan aku akan merasakan hal yang sama meskipun tanpa Ryan dan Taylor). Kamu benar-benar bertalenta di segala bidang. Sangat bersemangat dan bersyukur bisa melakukan ini bersama.”
Baca juga: Taylor Swift Kecewa Dimanfaatkan Blake Lively dalam Konflik dengan Justin Baldoni
Menanggapi keterlibatannya, juru bicara Taylor Swift menjelaskan kepada CNN bahwa sang penyanyi tidak pernah terlibat secara langsung dalam pembuatan film It Ends with Us. “Taylor tidak pernah menginjakkan kaki di lokasi syuting film tersebut, tidak terlibat dalam proses casting atau keputusan kreatif, tidak membuat musik latar, tidak melihat suntingan, dan bahkan tidak menonton film itu hingga beberapa minggu setelah dirilis ke publik,” ujar perwakilannya.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa satu-satunya kaitan Swift dengan film ini adalah izin penggunaan lagunya, My Tears Ricochet, yang menjadi salah satu dari 20 lagu dari berbagai artis yang dilisensikan untuk film tersebut. Pihak Swift menilai pemanggilan ini tidak berdasar dan hanya bertujuan memanfaatkan popularitas Swift untuk menarik perhatian publik dan menciptakan sensasi tabloid.
Sementara itu, pihak Lively menyayangkan tindakan Baldoni yang dianggap mencoba mengubah kasus serius ini menjadi konsumsi hiburan semata. “Ini adalah masalah hukum yang sangat serius, bukan sirkus hiburan,” kata juru bicara Lively. Mereka menuduh Baldoni dan tim hukumnya melakukan intimidasi, mempermalukan, dan menyerang hak serta reputasi perempuan secara publik.
Kasus ini bermula dari laporan resmi yang diajukan Lively ke California Civil Rights Department pada Desember lalu, yang kemudian berlanjut ke proses hukum pada minggu berikutnya. Ia menuduh Baldoni, bersama dengan tim PR-nya, menyebarkan kampanye manipulatif di media demi merusak reputasinya, terutama selama masa promosi film It Ends with Us, film adaptasi dari novel populer yang dibintangi dan disutradarai oleh Baldoni.
Kasus ini kini menjadi sorotan luas karena tidak hanya melibatkan dua nama besar Hollywood, tetapi juga menyeret figur pop global seperti Taylor Swift ke dalam pusaran konflik yang semakin rumit. (bin)
Tinggalkan Balasan