

Dalam Islam, mendidik anak adalah tanggung jawab besar yang harus diemban oleh orang tua. Al-Qur’an memberikan panduan dan hikmah dalam mendidik anak, mengingat bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan keunikan masing-masing.
So.. untuk mendidik anak anak, kita tidak hanya membutuhkan kesabaran namun lebih dari itu, yaitu super kesabaran atau sabar diatas sabar. Sebagaimana diketahui dari kajian sebelumnya, sabar itu ada tiga level. Level standart yaitu ngempet atau menahan diri, level ridha atau nrimo atau menerima akan takdir Allah disaat itu, dan level sabar dengan mensyukuri keadaan (prinsinya filsafat untung).
Dan agar bisa super sabar atau level kedua atau ketiga..coba pahami konsep anak menurut Al Quran, diantaranya ada tiga macam karakter anak.
- Anak sebagai batu ujian. Anak sakit, anak bandel, kenakalan yang luar biasa dan lainnya..Bahkan ujian itu bisa sebaliknya berupa ujian yang sangat menyenangkan, misalnya anak anaknya yang cakep, suara merdu, pintar nggak pernah sakit dan lainnya, hati hati itu pula sebagai ujian bagi orang tuanya.
Seperti yang di Firmankan Allah dalam surat Al Anfal 28;
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Dan juga FirmanNya yang lain;
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. At Taghabun: 15)
Dari ayat ayat diatas, nampak bahwa kategori atau karakter pertama anak itu adalah sebagai ujian bagi orangtuanya… Dan ini harus dihadapi oleh mereka.
Nabi Muhammad صلي الله عليه و سلم bersabda;
إنَّ الْوَلَدَ مَبْخَلَةٌ مَجْبَنَةٌ مَجْهَلَةٌ مَخْزَنَةٌ.
Sesungguhnya anak itu membuat bakhil, pengecut, bodoh dan menyusahkan (orang tua).
Ada beberapa komentar ulama tentang makna hadits di atas. Zamakhsyary berkata,;
”Anak menjatuhkan orang tua kepada sifat bakhil dalam masalah harta benda dengan alasan masa depan anak. Orang tua menjadi bodoh karena sibuk mengurus anak hingga lalai mencari ilmu. Orang tua menjadi pengecut hingga takut terbunuh, khawatir nanti anaknya terlantar. Dan orang tua dibuat sedih karena berbagai masalah dan problem yang timbul dari anak. Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Kalian laksana bunga raihan karunia dari Allah”, karena orang tua mencium dan memeluk anak, bagaikan mencium bunga raihan yang ditumbuhkan Allah.”
Dalam menghadapi anak dengan kategori ini adalah kesabaran dan ketawakkalan kepada Allah..
Abu Dawud meriwayatkan dari Muhammad bin Khalid As Sulami dari bapaknya dari kakeknya, salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إنَّ الْعَبْدَ إذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنَ الله منزلة فَلَمْ يَبْلُغْهَا ابْتَللاَهُ الله تَعَالَى فِي جَسَدِهِ أوْ فِي مَالِهِ أوْ فِي وَلَدِهِ.
Sesungguhnya, apabila seorang hamba ingin mendapatkan kedudukan tinggi dari sisi Allah sementara tidak sampai, maka Allah akan menimpakan musibah pada jasadnya atau harta bendanya atau anaknya”.
Dan ujian yang menyenangkan biasanya Al Quran menyebutnya sebagai anak zinah (perhiasan), karena menyenagkan dan kalau gagal ujiannya bisa melalaikannya. Allah berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Qs. Ali Imron: 14)
Dalam menghadapi anak ziinah itu adalah; JANGAN LAHWUN!!!
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Qs Al Munafiqun: 9)
So.. kalau diuji dengan anak yang tidak menyenangkan adalah sabar dan tawakkal, serta syukuri saja apa yang ada dan jangan melihat anak orang lain apalagi membanding bandingkannya. Dan kalau diuji dengan anak ziinah (perhiasan), maka disamping sabar, tawakkal ditambah dengan janga lahwun.
Jangan sampai karena anak kita berbakat akhirnya menabrak syariat untuk mengorbitkan anak anak kita, inilah LAHWUN!!
- Anak Bisa Menjadi Musuh Bagi Orang tuanya. Yaitu, ketika orang tua mengalami kegagalan dalam menghadapi anak anaknya sebagai ujiannya. Orang tua yang tidak sabar, tidak bertakwa kepada Allah bahkan lahwun biasanya anak itu bisa durhaka dan menjadi musuh kepada ortunya, bahkan kepada Allah dan RasulNya, wal ‘iyadzu billah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs At Taghabun: 14)
3. Anak Sebagai Qurroh A’yun bagi orangtuanya..
Anak anak yang sholeh yang dapat menyejukkan jiwa batin orang tuanya.Anak Sebagai Qurroh A’yun bagi orangtuanya.. Anak anak yang sholeh yang dapat menyejukkan jiwa batin orang tuanya..
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al Furqon: 74)
So.. Bagaimana membentuk anak sholeh yang Qurrah bagi jiwa oratunya. Lihat kembali kepada ayat diatas QS Thaha 132 dan juga QS At Tharim (66):6, ;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dengan kombinasi pendekatan yang penuh kasih, pengertian, dan disiplin, orang tua dapat membimbing anak-anak mereka untuk tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan berakhlak baik sesuai dengan ajaran Islam.
—000—
*Penceramah, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan