

Surabaya (Trigger.id) – Memang benar, hidup di dunia ini bersifat sementara dan sangat singkat. Dalam Islam, kehidupan dunia adalah tempat ujian untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan yang abadi di akhirat. Dalam Surah Al-Mulk Allah SWT berfirman:
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًۭا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
Artinya: “Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa di antara kalian yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.”
Ayat ini mengingatkan bahwa Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian untuk menilai amal perbuatan manusia. Hidup adalah kesempatan untuk berbuat kebaikan, menunjukkan iman, dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan mengingat kematian dan tujuan hidup ini, kita didorong untuk beramal sebaik mungkin, mengingat bahwa Allah Maha Perkasa dalam kekuasaan-Nya dan Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan berbuat baik.
Menyadari singkatnya hidup seharusnya mendorong kita untuk menjalani setiap hari dengan penuh makna—berbuat baik, memperbanyak amal ibadah, serta menjauhi hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari Allah SWT. Dengan selalu mengingat kematian, kita diingatkan untuk lebih memprioritaskan akhirat dan tidak terlalu larut dalam kesenangan duniawi yang fana.
Menurut beberapa ulama, terdapat tiga pertanyaan penting yang akan diajukan kepada seseorang mengenai hubungannya dengan dunia dan kehidupan. Berikut adalah ketiga pertanyaan tersebut dalam bahasa Arab, beserta penjelasannya:
- Apakah dunia yang meninggalkan kamu, atau kamu yang meninggalkan dunia?
(أَالدُّنْيَا تَرَكَتْكَ أَمْ أَنْتَ تَرَكْتَ الدُّنْيَا؟)
Ini bertanya apakah seseorang benar-benar mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati dengan meninggalkan kecintaan terhadap dunia, atau apakah dunia yang meninggalkan dia tanpa persiapan. - Apakah kamu yang mengumpulkan dunia, atau dunia yang mengumpulkan kamu?
(أَأَنْتَ جَمَعْتَ الدُّنْيَا أَمْ الدُّنْيَا جَمَعَتْكَ؟)
Pertanyaan ini memeriksa apakah seseorang terobsesi mengumpulkan harta duniawi atau terjebak dalam keinginan duniawi hingga melupakan persiapan akhirat. - Apakah kamu yang menundukkan dunia, atau dunia yang menundukkan kamu?
(أَأَنْتَ سَخَّرْتَ الدُّنْيَا أَمْ الدُّنْيَا سَخَّرَتْكَ؟)
Pertanyaan ini mengingatkan apakah seseorang menguasai nafsunya atas dunia atau justru dikuasai oleh keinginan dan kecintaan terhadap dunia sehingga lupa akan akhirat.
Pertanyaan-pertanyaan ini menuntun setiap Muslim untuk merefleksikan kehidupan mereka, apakah mereka telah mengarahkan hidupnya demi akhirat atau tenggelam dalam kecintaan pada dunia.
—000—
*Ulama dan akademisi dari Ubaya
Tinggalkan Balasan